Festival Kurikulum Merdeka Hadirkan Cerita Menarik dari Berbagai Daerah di Indonesia, Apa Saja?

19 Juli 2023, 07:01 WIB
Festival Kurikulum Merdeka yang diselenggarakan Kemendikbudristek menghadirkan cerita-cerita menarik dari pelaksanaan Kurikulum Merdeka pada satuan pendidikan di berbagai wilayah di Indonesia. /Kemendikbud ristek/

JURNAL SOREANG--- Festival Kurikulum Merdeka yang diselenggarakan Kemendikbudristek menghadirkan cerita-cerita menarik dari pelaksanaan Kurikulum Merdeka pada satuan pendidikan di berbagai wilayah di Indonesia.

Cerita tersebut dihadirkan dalam sesi dialog yang dilakukan secara hibrida, untuk menginspirasi para peserta dalam mengimplementasikan Kurikulum Merdeka.

Memandu acara dialog, Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah (Dirjen PDM), Iwan Syahril, menyampaikan bahwa Kurikulum Merdeka itu adaftif, fleksibel, dan berfokus kepada murid.

 

“Arah perubahan kurikulum yang termuat dalam Merdeka Belajar Episode 15 ini adalah struktur kurikulum yang adaftif di berbagai kondisi daerah di Indonesia, lebih fleksibel, fokus pada materi yang esensial, memberikan keleluasan bagi guru menggunakan berbagai perangkat ajar sesuai kebutuhan dan karakteristik peserta didik, serta berfokus kepada murid,” ujar Iwan saat mulai dialog inspiratif dalam Festival Kurikulum Merdeka di Kantor Kemendikbudristek, baru-baru ini.

Dalam dialog ini, hadir empat narasumber dari berbagai pemangku yaitu guru SD Negeri Butuh I Kabupaten Kediri, Eka Nurviana Fatmawati; Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Muhammad Anhar; siswi SMA Negeri 3 Penajam Paser Utara, Sabrina Ramadhani; dan Sri Rahayu dari Komunitas Sidina sebagai perwakilan orang tua.

Eka Nurviana menuturkan, melalui Kurikulum Merdeka, ia mengajar Matematika dengan menerapkan nilai-nilai Pancasila. Eka mengemas pembelajaran melalui permainan yang dilakukan secara bergotong royong oleh siswanya.

Baca Juga: Sekolah di Kabupaten Bandung Bersiap Laksanakan Kurikulum Merdeka, Ini Langkah SMP PCI dan SMP Istiqamah

“Untuk mata pelajaran Matematika, saya mengajak anak-anak untuk mereview pembelajaran melalui permainan Math Stacko. Saya juga memberikan tantangan lain yaitu mystery picture yang harus dipecahkan secara gotong royong,” ujar Eka.

Sebelumnya Eka membuat beraneka macam soal dengan tingkat kesulitan yang berbeda-beda. Jadi siswa akan memilih sendiri kira-kira soal mana yang bisa dikerjakan, tetapi memilihnya sesuai dengan warna yang diambil pada menara Math Stacko.

“Pada asesmen formatif kali ini, saya lebih banyak menekankan pada pemberian umpan balik dan refleksi terhadap kesulitan yang dihadapi oleh siswa,” tutur Eka.

 

Eka menjelaskan, setiap soal yang diberikan kepada siswa dilengkapi dengan kode warna misteri dan jawaban dari soal tersebut harus dicari di Mystery Picture.

“Hal yang saya harapkan pun muncul ternyata meskipun semua sibuk mengerjakan soal masing-masing, mereka tidak egois. Mereka akan turun langsung membantu siswa yang meruntuhkan menara. Inilah poin dari aktivitas pembelajaran yang saya lakukan, belajar Matematika sambil menerapkan langsung nilai-nilai persatuan dalam rangka memperingati hari kelahiran Pancasila,” cerita Eka.

Sementara itu, Muhammad Anhar menceritakan bagaimana Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Tengah meningkatkan kualitas sumber daya manusia dengan beradaptasi pada program Merdeka Belajar, salah satunya Kurikulum Merdeka.

“Ketika kita dalami, ini sangat sejalan dengan filosofi Ki Hajar Dewantara di mana pendidikan itu memerdekakan dan menyelamatkan. Jadi tidak berpikir panjang lagi, kami mencoba beradaptasi dengan program Merdeka Belajar ini,” ujar Anhar.***

Editor: Sarnapi

Sumber: Kemendikbudristek

Tags

Terkini

Terpopuler