Stasiun TV Indonesia Coba Teknologi AI dalam Industri Pers, Apakah akan Menggantikan Peran Pekerja Media?

2 Mei 2023, 08:35 WIB
Baru-baru ini stasiun televisi tvOne mengenalkan tiga presenter yang diciptakan menggunakan teknologi kecerdasan buatan atau artifiicial intelligence (AI). /Unpad/

JURNAL SOREANG- Baru-baru ini stasiun televisi tvOne mengenalkan tiga presenter yang diciptakan menggunakan teknologi kecerdasan buatan atau artifiicial intelligence (AI).

Terobosan ini diperkirakan akan menjadi tren baru dalam industri pers Indonesia dalam menghadapi era teknologi digital.

Dosen Program Studi Jurnalistik Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran yang juga peneliti jurnalisme digital Dandi Supriadi, M.A. (SUT), PhD, mengatakan, penggunaan presenter AI merupakan impian yang sudah digaungkan sejak lama, yakni bagaimana pekerjaan manusia dapat digantikan secara visual oleh teknologi.

 

“Kemunculan presenter TV AI sebenarnya tinggal menunggu waktu, pasti akan terjadi. Namun, pertanyaannya, perlu tidak kita memiliki teknologi yang menggantikan manusia sebagai presenter TV,” kata Dandi.

Mengutip pernyataan Everett Rogers bahwa teknologi dibuat untuk mengurangi beragam ketidakpastian.

Hadirnya presenter AI salah satunya digunakan untuk mengurangi beragam kesalahan yang dilakukan manusia saat membawa acara.

Kendati demikian, Dandi menegaskan, teknologi tetap sebagai alat untuk mengurangi ketidakpastian. Pemegang kepastiannya tetap ada di tangan manusia.

Baca Juga: Banyak Kisah Ketika Presiden Jokowi Ajak Pemimpin Redaksi Media Massa Blusukan ke Pasar di Kota Medan

“Bisa saja teknologi lakukan semuanya, tapi kalau tidak di bawah pengawasan manusia untuk mengontrol alur informasi tersebut, teknologi AI akan mengembangkan logikanya sendiri yang mungkin tidak kontekstual dengan kepentingan manusia,” jelasnya.

Lebih lanjut Dandi yang saat ini menjabat sebagai Kepala Kantor Komunikasi Publik Unpad tersebut mengatakan, beberapa media luar, seperti BBC dan CNN, pernah memanfaatkan teknologi AI untuk menyiarkan berita secara langsung.

Namun, penggunaan AI tersebut tidak berarti dibiarkan sendiri. Ada tim manusia yang bekerja menyuplai informasi dan mengatur arus informasi sehingga konten berita yang disajikan tetap sesuai dengan konteks di lapangan.

 

Saat ini, algortima sudah memungkinkan AI bekerja membuat kesimpulan sendiri berdasarkan data-data yang ada. Salah satu contohnya adalah penjelasan yang dibuat oleh aplikasi ChatGPT yang berbasis AI.

Namun, jika dibiarkan, AI akan berkembang menjadi logika mesin yang tidak sesuai dengan konteks logika manusia.

Karena itu, Dandi mengatakan bahwa penggunaan presenter AI harus disesuaikan dengan keperluannya.

“Kalau sekadar alternatif sebagai hiburan visual itu bisa. Akan tetapi menurut saya, sampai kapan pun jangan sampai hal-hal tersebut betul-betul mengurangi peran manusia di dalamnya,” tegasnya.

Baca Juga: Cerita Keseruan Para Pemred Media Massa Saat Diajak Makan Durian Bersama Presiden Jokowi

Kontrol manusia dalam proses pemberitaan oleh AI sangat diperlukan. Ada risiko mengintai apabila membiarkan AI bekerja sendirian.

“Bahaya kalau AI bekerja sendirian. Dia bisa menyampaikan sesuatu yang secara logika benar, tetapi secara konteks manusia salah,” imbuhnya.

Dandi menyebut  penggunaan presenter AI oleh tvONe merupakan strategi untuk menggaet konsumen generasi Z. Ini disebabkan, pengguna teknologi digital saat ini lebih banyak di kalangan kaum milenial ke bawah.

Generasi Z menurutnya masuk ke dalam digital native. Berbeda dengan sebelum generasi milenial yang masuk ke dalam digital migrant.

 

Jika hal ini menjadi tujuan, penggunaan presenter AI merupakan terobosan yang tepat sasaran untuk melebarkan engagement audiens yang lebih muda.***

 

 

Ikuti terus dan share informasi Anda di media sosial Google News Jurnal Soreang FB Page Jurnal SoreangYouTube Jurnal SoreangInstagram @jurnal.soreang dan TikTok @jurnalsoreang 

Editor: Sarnapi

Sumber: Unpad

Tags

Terkini

Terpopuler