Pendidikan Vokasi Ternyata Bisa Jadi Akselerator Pertumbuhan Ekonomi, Ini Buktinya

31 Januari 2023, 20:38 WIB
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Kiki Yuliati dalam kegiatan _Bootcamp Unite for Education (UFE) Sustainability Forum_ tahun 2023, di Bogor, pada Kamis (26/1), /Kemendikbud ristek/

JURNAL SOREANG- Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Kiki Yuliati dalam kegiatan _Bootcamp Unite for Education (UFE) Sustainability Forum mengatakan pendidikan vokasi yang berfokus pada keahlian terapan dan mengutamakan praktik memiliki peran strategis sebagai penggerak dan akselerator pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

Hal ini, kata Dirjen Kiki, dapat dilihat dari peran pendidikan vokasi sebagai penyuplai sumber daya manusia (SDM) yang andal, kompeten, dan relevan dengan kebutuhan dunia usaha dan dunia industri (DUDI).

“Tidak hanya menyiapkan SDM andal untuk bekerja, pendidikan vokasi juga berpotensi meningkatkan sumber daya manusia untuk berwirausaha,” kata Dirjen Kiki, Kamis 26 Januari 2023.

Baca Juga: Ditjen Pendidikan Vokasi Ajak PT Vokasi Sukseskan Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM), Ini Penjelasannya

Dirjen Kiki melanjutkan, SDM yang terampil dan kompeten dapat menciptakan tenaga kerja dengan produktivitas tinggi yang sangat dibutuhkan oleh industri.

“Hal tersebut menjadi salah satu kunci penting yang dapat menggerakkan sektor industri untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas. Di sisi lain, kompetensi dan keterampilan tinggi dapat mendorong peningkatan taraf hidup masyarakat itu sendiri,” terangnya.

Masih menurut Kiki, kemampuan pendidikan vokasi menghasilkan SDM yang andal untuk berwirausaha ini tidak hanya akan mendorong pertumbuhan ekonomi di masyarakat, tetapi juga mampu menjawab tantangan keterbatasan lapangan kerja yang dihadapi saat ini.

Baca Juga: Upaya agar Lulusan Terserap Lapangan Kerja, Mahasiswa Vokasi Didorong Ikut Program MSIB, Ini Maksudnya

“Dengan pendidikan vokasi, kami tidak hanya menyiapkan SDM yang andal untuk bekerja, tetapi juga untuk berwirausaha dengan menciptakan lapangan kerja baru dan menggerakkan perekonomian di sekitar mereka,” kata Kiki.

Peran konkret lainnya, kata Dirjen Kiki, pendidikan vokasi juga dapat dilihat sebagai fasilitator riset kolaborasi dengan DUDI serta kontributor pendidikan vokasi pada kegiatan _research and development_ (R&D) untuk hilirisasi produk.

Menurutnya, riset-riset terapan yang dihadirkan dari satuan-satuan pendidikan vokasi tidak lagi hanya untuk memenuhi rasa keingintahuan peneliti semata, tetapi diarahkan untuk menjawab persoalan-persoalan yang dihadapi oleh industri dan juga masyarakat, termasuk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang ada di sekitarnya.

Baca Juga: Naik Signifikan, Pengusul Program Matching Fund Vokasi 2022, Wow! Meningkat Sampai 300 persen

“Satuan pendidikan vokasi dapat memanfaatkan kemitraan dengan industri dan UMKM yang ada di sekitar mereka untuk mencari solusi dari persoalan yang dihadapi dalam meningkatkan produktivitasnya,” kata Kiki.

Selain sebagai fasilitator, pendidikan vokasi juga diarahkan sebagai akselerator bisnis pemula/_startup_ ataupun inkubator bisnis melalui _teaching factory_. Model pembelajaran melalui _teaching factory_ akan menumbuhkembangkan karakter dan etos kerja (disiplin, tanggung jawab, jujur, kerja sama, dan kepemimpinan) yang dibutuhkan DUDI.

_Teaching factory_ juga dapat meningkatkan kualitas hasil pembelajaran yang membekali kemampuan memproduksi barang/jasa. “Hal tersebut penting sebagai wahana kreativitas pengembangan jiwa _entreprenuer_, bahkan sebelum mereka lulus sekali pun. Setelah lulus, mereka diharapkan bisa menjadi wirausahawan yang bisa menggerakkan ekonomi di sekitar mereka,” kata Kiki.***

Editor: Sarnapi

Sumber: Kemendikbudristek

Tags

Terkini

Terpopuler