Hari Puisi 2022, Berikut Sejarah dan Temanya

21 Maret 2022, 11:00 WIB
Hari Puisi Sedunia/ Wallace Chuck/ Pexels /

JURNAL SOREANG - Diadakan setiap tahun pada tanggal 21 Maret, Hari Puisi Sedunia merayakan salah satu bentuk ekspresi dan identitas budaya dan bahasa yang paling berharga bagi umat manusia.

Dipraktekkan sepanjang sejarah baik di setiap budaya dan di setiap benua, puisi berbicara tentang kemanusiaan kita bersama dan nilai-nilai kita bersama dan mengubah puisi yang paling sederhana menjadi katalis yang kuat untuk dialog dan perdamaian.

Tujuan atau tema hari puisi sedunia adalah untuk mengingat kembali peran puisi dalam kelangsungan bahasa kuno, perkembangan dunia, dan pencerahan dunia.

Baca Juga: Unggah Kembali Video Podcast saat Membongkar Kedok Affiliator Binary Option, Ichal Muhammad: Maafin Gw Ya

Hari Puisi Sedunia adalah kesempatan untuk menghormati penyair, menghidupkan kembali tradisi lisan pembacaan puisi, mempromosikan membaca, menulis dan mengajar puisi, mendorong konvergensi antara puisi dan seni lainnya seperti teater, tari, musik dan lukisan, dan meningkatkan visibilitas puisi. puisi di media.

Karena puisi terus menyatukan orang-orang di seluruh benua, semua diundang untuk bergabung.

Sejarah Puisi

Puisi paling awal diyakini telah muncul dengan "Epik Gilgamesh" beberapa waktu selama 2000 SM, tetapi kemungkinan puisi sudah ada bahkan sebelum penyebaran literasi.

Baca Juga: Doni Salmanan Pernah Loss Rp2 Miliar Trading Binary Option, Gigi Ruwanita: Sempet Ngasih Tahu Tapi Dia Keukeuh

Berbagai jenis puisi memiliki tren selama era yang berbeda, dan mengalami transformasi.

Dari soneta hingga lirik rap, tujuan inti puisi tetap sama yaitu untuk mengeksplorasi kondisi manusia dan membangkitkan emosi melalui kata-kata.

Puisi bergema dengan dilema eksistensial umat manusia, menggali ide-ide dari dalam.

Baca Juga: Ivan Gunawan Affiliator? Beredar Video Igun Promosi Robot Trading DNA Pro: Diem Aja Kita Cuan

Hari Puisi Sedunia dirayakan setiap tahun pada tanggal 21 Maret, merayakan ekspresi linguistik yang dapat dikenali oleh orang-orang dari semua budaya.

Puisi dapat ditemukan dalam sejarah setiap bangsa, dan menyatukan kita di bawah nilai-nilai bersama dan kemanusiaan yang sama. Puisi paling dasar memiliki kekuatan untuk menggerakkan dialog.

Ini diusulkan dan diadopsi oleh UNESCO pada tahun 1999, pada kesempatan Konferensi Umum ke-30 yang diadakan di Paris untuk “memberikan pengakuan dan dorongan baru bagi gerakan puisi nasional, regional dan internasional.”

Baca Juga: Hadiri Acara Sosialisasi, Irini Ingin Rempah Indonesia Diakui oleh UNESCO!

Organisasi ini berharap dapat menginspirasi perayaan puisi di seluruh dunia, melestarikan bahasa yang terancam punah, dan merangsang ekspresi puisi hingga hari ini.

Penyair, baik dulu maupun sekarang, dihormati, dan tradisi lisan pembacaan puisi dihidupkan kembali. Membaca, menulis, dan mengajar puisi didorong, dan digabungkan dengan media ekspresi lainnya seperti musik, tari, lukisan, dan banyak lagi.***

Editor: Handri

Sumber: Unesco

Tags

Terkini

Terpopuler