Dari Pelatihan Calon Tutor IRMA Jabar: Ilmu Bukan lah yang Dihafal, tapi Ilmu Seperti Ini yang Dicari

23 November 2021, 08:00 WIB
Ikatan Remaja Masjid (IRMA) Jawa Barat mengadakan pelatihan calon tutor IRMA Jawa Barat Daring yang diikuti 850 siswa SMA/SMK/MA se-Jawa Barat pada Jumat-Ahad, 19-21 November 2021 melalui Zoom dan youtube channel IRMA Jawa Barat. /IRMA/

JURNAL SOREANG- Ikatan Remaja Masjid (IRMA) Jawa Barat mengadakan pelatihan calon tutor IRMA Jawa Barat Daring yang diikuti 850 siswa SMA/SMK/MA se-Jawa Barat pada Jumat-Ahad, 19-21 November 2021 melalui Zoom dan youtube channel IRMA Jawa Barat.

Ketua Tutor IRMA Jawa Barat, Irfan Rizkiana mengatakan seiring dengan perkembangan zaman yang pastinya tantangan ke depan semakin berat, persaingan semakin ketat, butuh generasi yang berkualitas, dan kompetitif

Tentunya generasi  yang bukan hanya cerdas,  tapi juga berkarakter untuk membangun bangsa dan negara.

Materi yang disampaikan dalam pelatihan calon tutor ini diantaranya materi tentang organisasi, sejarah IRMA, dakwah digital, potensi diri, dan manajemen masjid.

Baca Juga: Meski Pandemi, Kiprah Ikatan Remaja Masjid Terus Bergerak, Ini 'Lokomotifnya'

"Jadi disamping bisa mengelola masjid para remaja masjid pun diharapkan dapat mengelola suatu organisasi apalagi jika organisasi tersebut bermanfaat dan bergerak dalam kebaikan," katanya.

Ketua IRMA Jawa Barat, Aditya Gustian Saputra mengatakan di era pandemi Covid-19 yang akan menuju 2 tahun ini para remaja masih terus bersemangat dalam menghidupkan syiar dan dakwah Rasulullah SAW.

Para remaja yang selalu hatinya terpaut kepada masjid, cinta kepada masjid, cinta dakwah, dan cinta dalam syiar ini merupakan orang-orang yang hebat yang bisa mengendalikan hawa nafsu yang menggelora pada diri kita selaku remaja dan pemuda saat ini.

Baca Juga: Meski Masih Usia Belia, Ketua IRMA Garut Ini Mendapatkan Penghargaan Sebagai Pemuda Pelopor

Saya teringat satu quotes Imam Syafi’i Rohimahullahuta’ala yang berkata "Laisal ‘ilmu maa hufizho, innamal ‘ilmu maa nafa’a" artinya bahwa ilmu itu bukanlah apa yang dihafal, akan tetapi ilmu (yang dicari) adalah yang memberikan kebermanfaatan," katanya.

Dalam menyongsong harlah IRMA yang ke-5 mari semangat dalam berdakwah digital, mari kita tunjukkan eksistensi remaja masjid dengan berdakwah Islam yang rahmah, yang toleran dan moderat.

"Tunjukkan ke kreatifan dan inovasi-inovasi yang luar biasa dalam bersyiar dengan menyebarkan keberkahan dan kemanfaatan kepada sesama," katanya.

Sementara Pembina IRMA Jawa Barat, Rifa Anggyana mengatakan sebagaimana yang kita sudah ketahui IRMA ini sejak awal fokus terhadap pendidikan karakter untuk remaja baik di sekolah dan madrasah.

Baca Juga: IRMA Jabar Mendayung Dua Pulau Terlampaui, Santri yang Ingin Meneladani Rasulullah

"Pelatihan calon tutor IRMA Jawa Barat ini bertujuan memberikan ilmu, wawasan, keterampilan untuk menjadi kader remaja masjid yang memakmurkan masjid dengan melaksanakan kegiatan-kegiatan masjid yang diprogramkan dan menjadi pembimbing (tutor) untuk anggota remaja masjid dalam melaksanakan kegiatan masjid," katanya.

Dia menambahkan, tidak terasa IRMA Jawa Barat ini sebentar lagi akan menginjak usia yang ke-5 tahun. "Untuk sebuah organisasi usia ini terbilang masih muda dan masih banyak yang harus dilakukan, masih banyak yang harus dipelajari, dan masih banyak yang perlu diperbaiki," katanya.

Sedangkan Kabid Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus Dinas Pendidikan Jawa Barat, Drs. Deden Saiful Hidayat, M.Pd., mengucapkan selamat atas penyelenggaraan kegiatan pelatihan tutor ini.

"Mudah-mudahan menjadi calon-calon pemimpin bangsa masa depan yang amanah memiliki karakter ber profil Pancasila," katanya.

Baca Juga: IRMA Jabar Bekali Remaja agar Mampu Hadapi Generasi Serba Instan

Tugas di bidang pendidikan utamanya adalah membentuk karakter anak-anak kita. "Saya hanya titip kepada IRMA tetap konsisten dalam membentuk dan mengembangkan kegiatan-kegiatan yang memiliki karakter baik dalam membentuk pengetahuan keagamaan maupun dalam membentuk karakter anak-anak," ujarnya.***

Karena kita tahu 10 tahun ke depan kita akan masuk pada bonus demografi usia produktif itu menurut penelitian dari sekitar 75% keatas kalau manusia-manusia produktif nanti SDM nya tidak bagus bukan bonus lagi tapi malah menjadi bencana demografi..

Editor: Sarnapi

Tags

Terkini

Terpopuler