Perawatan Organ Genital Anak Tuna Grahita Perlu Perhatian Khusus

22 Oktober 2021, 22:03 WIB
Workshop dengan tema “Pendampingan Bagi Orang Tua Dalam Merawat Organ Genetalia Remaja Putri Tunagrahita” pada Rabu, 20 oktober 2021. /Prodi Pendidikan Khusus SPS UPI/

JURNAL SOREANG- Anak dengan  tunagrahita adalah individu yang memiliki hak kesetaraan perlakuan di berbagai bidang kehidupan baik pendidikan maupun kesehatan.

 Salah satunya soal perawatan organ genital yang seharusnya anak tuna grahita bisa mandiri untuk merawatnya.

Hal itu dikatakan dosen Prodi Pendidikan Khusus UPI, Dr. Oom Sitti Homdijah, M.Pd didampingi Dr. Septiyani Endang Yunitasari, M.Pd dalam Pengabdian Kepada masyarakat (PKM) Prodi Pendidikan Khusus SPS UPI di SLB Negeri Cinta Asih Soreang.

Peningkatan kompetensi orangtua dalam mendampingi para remaja putri tungrahita ringan dalam meningkatkan kemandirian, dilaksanakan melalui kegiatan Workshop dengan tema “Pendampingan Bagi Orang Tua Dalam Merawat Organ Genetalia Remaja Putri Tunagrahita pada Rabu, 20 Oktober 2021.

Baca Juga: Anak Berkebutuhan Khusus Harus Diberi Ajang Kembangkan Potensinya, Ini Daftar Juara AKA PDBK 2020

"Kegiatan ini membahas tentang remaja tunagrahita, pengenalan organ genetalia dan Teknik pendampingan bagi orang tua yang memiliki remaja tunagrahita," kata Dr. Oom.

Dia menambahkan, anak tuna grahita juga warga masyarakat yang menjalankan fungsi sosial di tengah masyarakat dan keluarganya. Perkembangan fisik anak tunagrahita sama dengan anak normal lainnya.

"Perubahan fisik yang signifikan akan terjadi pada masa remaja. Terkait dengan terjadinya perubahan-perubahan maupun perkembangan fisik diperlukan perhatian dan perawatan khusus agar terhindar dari masalah kesehatan terutama di daerah organ genetalnya," ujarnya.

Baca Juga: Pelaku Tindak Pidana Kekerasan Terhadap Orang Berkebutuhan Khusus Terancam Diatas 2 Tahun Penjara

Kurangnya perawatan pada organ genetal dapat menimbulkan beberapa gangguan kesehatan terutama pada sistem reproduksi seperti infeksi saluran kemih, keputihan yang abnormal, bahkan dapat menjadi pemicu terjadinya kanker serviks.

"Keluarga merupakan lingkungan pertama dan berperan penting dalam meningkatkan kemandirian anaknya," katanya.

Orang tua merupakan contoh bagi anak-anaknya, akan tetapi orang tua juga memiliki keterbatasan dalam pemahaman tentang profil anak secara utuh dan meningkatkan kemandirian.

"Pemahaman orang tua terhadap konsep ketunagrahitaan dan perawatan organ genetalia dengan baik dan benar jug sangat rendah," ujarnya.

Baca Juga: Ayo Ikut Festival Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) Peserta Didik Berkebutuhan Khusus (PDBK) Tahun 2021

Orangtua remaja putri tungrahita ringan memiliki permasalahan yang dihadapi yaitu orangtua dan remaja putri tungrahita ringan belum memiliki keterampilan yang tepat dalam cara merawat organ genetalnya.

"Orangtua belum menerapkan kaidah-kaidah analisa tugas selama merawat organ genetalia dan dalam memberikan pendampingan kepada remaja putri tunagrahita ringan selama merawat organ genetalia," katanya.

Orangtua juga  tidak menggunakan prinsip-prinsip pembimbingan yang memandirikan anaknya yang tungrahita.

"Ditambah belum adanya panduan bagi para orangtua dalam memahami dan mendampingi remaja putri tungrahita ringan tentang cara merawat organ genetalia dengan baik dan benar," katanya.

Baca Juga: Siswa Berkebutuhan Khusus Juga Bisa Berprestasi di Bidang Olahraga

Workshop ini dilaksanakan di SLBN Cinta Asih Soreang menurut ketua pelaksana, ketua  Dr. Imas Diana aprlia, M.Pd,  merupakan bentuk kegiatan pengabdian pada masyarakat dari prodi pendidikan khusus SPS UPI bekerjasama dengan SLB Negeri Cinta Asih Soreang

"Hal ini sebagai salah satu wujud Tridharma perguruan tinggi dengan tujuan memberdayakan orangtua penyandang disabilitas untuk memandirikan anaknya," katanya.***

Editor: Sarnapi

Tags

Terkini

Terpopuler