Mendikbud: Tidak Ada Alasan Tidak Adakan PTM Terbatas Kalau Guru Sudah Divaksinasi

10 April 2021, 15:47 WIB
Mendikbud Nadiem Makarim saat meninjau sekolah di Kalimantan Timur. /HUMAS Kemendikbud/

JURNAL SOREANG- Dalam lawatannya ke Kota Balikpapan dan Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, baru-baru ini, Mendikbud Nadiem Anwar Makarim menunjukkan optimismenya atas perkembangan implementasi kebijakan pendidikan di Kalimantan Timur.

Kunjungan kerja Mendikbud menitikberatkan pada pembangunan SDM melalui sejumlah terobosan Merdeka Belajar yang dihadirkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), diantaranya Program Guru Penggerak, Kampus Merdeka, dan Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP Kuliah) Merdeka.

Selain itu, Mendikbud juga meninjau pemanfaatan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) 2021, seleksi calon guru Aparatur Sipil Negara Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (ASN PPPK), serta penerapan Surat Keputusan Bersama (SKB) Empat Menteri tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa Pandemi Covid-19 yang diumumkan 30 Maret 2021 lalu.

Saat  Mendikbud meninjau pelaksanaan vaksinasi bagi pendidik dan tenaga kependidikan (PTK) di Dome Kota Balikpapan, Dia berbincang bersama calon Guru Penggerak dan pengajar praktik calon Guru Penggerak angkatan I Kabupaten Penajam Paser Utara dan angkatan II Kota Balikpapan, Kalimantan Timur.

Baca Juga: Dukung PTM Terbatas, Pemerintah Daerah Giatkan Vaksinasi

Baca Juga: Belajar Online Dikeluhkan Orang Tua Siwa, LBP2 Setujui Kegiatan PTM di Bulan Juli. ini Alasannya

Terkait pelaksanaan vaksinasi bagi 1.000 PTK yang ditinjau Mendikbud,  menekankan sudah sejak Januari 2021 satuan pendidikan diperkenankan melakukan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas.

"Namun, sedikit sekali sekolah yang melakukan. Padahal anak-anak sudah kehilangan begitu banyak pembelajaran. Sekarang sudah tidak ada alasan untuk tidak melakukan PTM terbatas karena gurunya sudah divaksinasi," kata Nadiem dalam pernyataan tertulis, Kamis 8 April 2021.

Mas Menteri meminta segera lakukan PTM terbatas agar kita bisa mengejar ketertinggalan. "Transformasi pendidikan melalui terobosan-terobosan Merdeka Belajar perlu kita akselerasi,” tekan Mendikbud sambil mengingatkan pentingnya protokol kesehatan dalam menerapkan PTM terbatas.

Baca Juga: Di Institut Teknologi Kalimantan, Mendikbud: Evaluasi Perguruan Tinggi dari Delapan IKU, Lulus Dapat Bonus

Baca Juga: Belum Boleh Ada Ekskul di Sekolah Tatap Muka Juli 2021, Mendikbud: 2 Bulan Tidak Boleh Nongkrong di Kantin

Berbincang dengan para calon Guru Penggerak dan pengajar praktik, Mendikbud mengajak para guru bersama menggerakkan roda pendidikan dari bawah. “Tidak mungkin inisiatif itu hanya datang dari pemerintah, melainkan juga dari para guru di akar rumput. Dengan begitu, kita bisa segera mencapai visi Ki Hadjar Dewantara,” tutur Mendikbud mengaku selalu takjub dan optimis ketika berdialog dengan semua yang terlibat dalam Program Guru Penggerak.

Mendikbud menyatakan akan terus berupaya menciptakan ekosistem pendidikan yang holistik. Di dalamnya tidak hanya dialokasikan bantuan yang bersifat materil, melainkan juga ada guru penggerak, kepala sekolah penggerak, dan organisasi penggerak.

"Harapannya, seluruh unsur penunjang di satuan pendidikan tersebut dapat menciptakan sekolah penggerak. Kami berharap peserta didik sebagai orientasi dalam pembelajaran di satuan pendidikan, mampu mengembangkan diri sesuai potensi, bakat, dan minatnya," katanya.***

Editor: Sarnapi

Tags

Terkini

Terpopuler