Di Institut Teknologi Kalimantan, Mendikbud: Evaluasi Perguruan Tinggi dari Delapan IKU, Lulus Dapat Bonus

8 April 2021, 17:19 WIB
Mendikbud Nadiem Makarim saat mengunjungi Institut Teknologi Kalimantan /Humas Kemendikbud/

JURNAL SOREANG- Kemendikbud akan mengevaluasi semua perguruan tinggi baik negeri maupun swasta di Indonesia berdasarkan delapan Indikator Kinerja Utama (IKU). Mendikbud Nadiem Anwar Makarim pada kunjungan kerjanya ke  Kalimantan Timur menyambangi Institut Teknnologi Kalimantan (ITK).

Nadiem mengatakan bagi perguruan tinggi yang berhasil meningkatkan IKU atau mencapai target, nantinya akan diberikan bonus pendanaan karena  sebelumnya perguruan tinggi hanya mendapatkan dana alokasi dasar dan/ atau dana afirmasi.

“Harapan saya pada perguruan tinggi adalah terpenuhinya target delapan IKU. Oleh karena itu, kita harus memikirkan perubahan fundamental yang berpihak kepada mahasiswa,” ujar Mendikbud di ITK Balikapapan, pada Rabu, 7 April 2021.

Kepada rektor, dosen, dan mahasiswa ITK, Mendikbud menyampaikan kedelapan IKU yang menjadi landasan transformasi pendidikan tinggi. Pertama adalah lulusan mendapat pekerjaan yang layak dengan pendapatan di atas upah minimum regional, menjadi wirausaha, atau melanjutkan studi.

“Lulusan dapat kerja atau berwirausaha tidak? ada berapa lulusan yang mendapatkan pekerjaan? Kalau keluar universitas ujung-ujungnya mendapat pekerjaan yang setara lulusan SMA. Itu berarti tidak berhasil,” ujar Mendikbud.

Kemudian indikator kedua yang ditetapkan Kemendikbud bagi perguruan tinggi adalah para mahasiswa mendapatkan pengalaman di luar kampus. Kegiatannya bisa berupa magang, proyek di desa, mengajar, riset, berwirausaha, serta pertukaran pelajar.

Baca Juga: Mendikbud: Pembelajaran Tatap Muka Terbatas Penting untuk Tekan Dampak Sosial Negatif, Ini Maksudnya

Baca Juga: Belum Boleh Ada Ekskul di Sekolah Tatap Muka Juli 2021, Mendikbud: 2 Bulan Tidak Boleh Nongkrong di Kantin

“Yang saya inginkan, mendidik mahasiswa itu bukan hanya dilakukan oleh universitas tetapi dilakukan oleh berbagai macam organisasi. Program magang bersertifikat selama satu semester yang dihadirkan terobosan Kampus Merdeka itulah kuncinya,” kata Mendikbud.

Mendikbud melanjutkan, indikator ketiga adalah dosen berkegiatan di luar kampus dengan mencari pengalaman industri atau berkegiatan di kampus lain; dan keempat praktisi mengajar di dalam kampus atau merekrut dosen yang berpengalaman di industri.

IKU kelima adalah hasil kerja dosen (hasil riset dan pengabdian masyarakat) dapat digunakan masyarakat dan mendapatkan rekognisi internasional. "Berapa jumlah riset yang menghasilkan karya nyata, inovasi, kebijakan atau publikasi yang standarnya internasional berups riset terapan. Berguna tidak risetnya? Dijadikan acuan tidak? Dijadikan produk atau tidak?,” ujar Mendikbud menjelaskan konteks indikator yang dimaksud.

Baca Juga: Mendikbud Nadiem Makarim Tepok Jidat, Karena Salah Menjawab Pertanyaan Mudah dari Youtuber Ini

Baca Juga: Banyak Kemajuan Diraih Unla di Usia ke-39 Tahun, Ingin Raih Akreditasi A

Indikator keenam adalah program studi bekerja sama dengan mitra kelas dunia dalam kurikulum, magang, dan penyerapan lulusan. IKU ketujuh yang ditetapkan Kemendikbud adalah kelas yang kolaboratif dan partisipatif melalui evaluasi berbasis proyek atau metode studi kasus.

Indikator terakhir program studi berstandar internasional dengan akreditasi atau sertifikasi tingkat internasional. “Jadi dari mahasiswa, kepala prodi (program studi), dosen, sampai ke rektor harus fokus kepada delapan IKU. Nanti akan ada insentif keuangannya bagi yang mencapai delapan IKU itu,” kata Mendikbud.

Turut hadir pada kesempatan dialog Mendikbud dengan sivitas akademika ITK adalah Rektor Universitas Mulawarman, Masjaya dan Rektor Universitas Balikpapan, Isradi Zainal.***

Editor: Sarnapi

Sumber: Kemendikbud

Tags

Terkini

Terpopuler