Kampus Ini Buat Modul Moderasi Beragama, Mahasiswa Jangan Terpapar Faham Radikal

19 Desember 2020, 16:46 WIB
Rektor UIN Sunan Gunung Djati, Mahmudah (tengah) saat workshop penyusunan modul moderasi beragama. /HUMAS UIN SGD/

JURNAL SOREANG- Mencetak lulusan UIN Sunan Gunung Djati (SGD) bukan sebatas unggul dan kompetitif, namun juga harus memiliki sikap moderasi beragama,.dan wawasan kebangsaan berdasarkan wahyu memandu ilmu. UIN SGD berupaya agar mahasiswa dan dosen serta masyarakat tidak terpapar faham radikal yang akan mengacaukan bangsa.

Untuk menerjemahkan moderasi agama dalam kurikulum, maka UIN SGD menggelar workshop penyusunan modul moderasi Beragama yang berakhir Jumat, 18 Desember 2020.

Prof. Dr. H. Afif Muhammad, M.A tampil menjadi narasumber acara workshop yang diselenggarakan oleh pengelola Rumah Moderasi Beragama (RMB) UIN SGD yang dibuka langsung oleh Rektor, Prof. Dr. H. Mahmud, M.Si.

Baca Juga: Jumlah Mahasiswa Kampus Ini Naik Drastis Saat Pandemi

Prof. Mahmud sangat menyambut gembira dan mengapresiasi kegiatan workshop penyusunan modul ini. "Dengan adanya lima modul Pedagogik, Integritas Diri, Wahyu memandu ilmu, Moderasi Beragama dan Wawasan Kebangsaan sebagai produk dari kegiatan ini diharapkan dapat memberikan bermanfaat baik untuk kepentingan internal maupun eksternal. Untuk tim penyusun modul RMB agar benar-benar dapat menuntaskan modul ini dengan baik, sehingga bisa digunakan sebagai rujukan dalam rangka mewujudkan kehidupan berbangsa, bernegara yang damai, toleran, rukun, toleran dan adil," katanya.

Rektor menjelaskan dalam enam bulan terakhir ini banyak PTKIN yang memintanya untuk menyampaikan materi "Best Practice" pengelolaan RMB UIN SGD Bandung. "Permintaan ini sangat beralasan, karena UIN SGD merupakan PTKIN yang pertama kali memiliki Rumah Moderasi Beragama yang diresmikan oleh Menteri Agama RI pada 26 November 2019," jelasnya.

Dalam konteks kurikulum, Rektor meminta agar segera dipikirkan apakah moderasi beragama menjadi satu mata kuliah mandiri yang disajikan kepada seluruh mahasiswa baru (MKDU).

Baca Juga: Bentuk dan Sebaran Gambar Cadas Manusia Bikin Arkeolog Penasaran

"Bisa juga dalam bentuk insersi method yang menyisipkan muatan moderasi beragama pada beberapa mata kuliah baik di jenjang S1, S2 maupun S3," paparnya.

Dengan adanya lima modul ini, ke depan, RMB UIN SGD dapat merealisasikan berbagai program kerjasama dengan pihak eksternal mulai dari Kementerian Agama Kanwil Jawa Barat, Dinas Pendidikan Jawa Barat sampai pemerintah Kabupaten/Kota.

"Oleh karenanya, keberadaan rumah moderasi beragama ini dapat menjadi tempat candradimuka para mubalig, penyuluh dan guru-guru yang moderat, toleran dalam mengajarkan Islam yang rahmatan lil alamin," katanya.

Baca Juga: Kampus Islam Ini Malah Unggul di Prodi Kimia dengan Raih Akreditasi A

Direktur Rumah Moderasi Beragama (RMB), Prof. Dr. H. Uus Ruswandi, M.Pd menyampaikan tujuan digelar workshop ini adalah tersusunya modul Pedagogik, Integritas Diri, Wahyu Memandu Ilmu, Moderasi Beragama dan Wawasan Kebangsaan.

"Modul ini diharapkan dapat memberikan penguatan pada aspek kependidikan, kepribadian diri, integrasi ilmu, moderasi beragama serta wawasan kebangsaan dosen  Modul juga memberikan penguatan moderasi beragama dan wawasan kebangsaan bagi pimpinan fakultas, prodi dan lembaga-lembaga kemahasiswaan, memberikan penguatan moderasi beragama dan wawasan kebangsaan bagi lembaga-lembaga ekternal," katanya.

Baca Juga: Meski Banyak Tak Berhasil, Perkara Perselisihan Pilkada di MK Masih Diminati, Termasuk Pangandaran

Tim penyusun modul RMB berjumlah 20 orang yang berasal dari Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Ushuluddin, Ilmu Sosial Politik, Syariah, serta Unit Konsorsium Keilmuan UIN SGD Bandung. ***

Editor: Sarnapi

Tags

Terkini

Terpopuler