JURNAL SOREANG - Kesuksesan klub kaya baru, Manchester City, dalam membangun skuadnya tidak hanya hasil dari kekayaan, melainkan juga dari masterplan jangka panjang yang terarah. Pemiliknya, Uni Emirat Arab, menunjukkan kebijaksanaan dalam mengelola keuangan sepakbola.
Pep Guardiola, sebagai arsitek utama, merupakan investasi cerdas dan tepat, menggantikan para pelatih sebelumnya dengan visi yang sukses.
Transformasi Pep Guardiola
Guardiola tiba di Etihad pada musim 2016-2017 dengan tanggung jawab besar menggantikan Manuel Pellegrini. Tuntutan hasil segera dan membangun kembali skuad menjadi ujian berat. Pep tidak hanya bekerja cepat untuk menyelaraskan skuad, tetapi juga melakukan operasi besar-besaran di bursa transfer dengan membawa pemain-pemain seperti Stones, Gundogan, dan Gabriel Jesus.
Filosofi Permainan Pep
Guardiola membawa filosofi permainan yang berbeda, mengadopsi gaya tiki-taka modern yang memukau. Fokus pada posession football dengan sirkulasi bola cepat dan kombinasi umpan pendek menjadi pondasi permainan City di bawah Pep. Pemilihan pemain dilakukan berdasarkan kemampuan mereka dalam sistem ini, seperti kiper yang bisa membangun serangan dan bek tengah yang aktif membangun permainan.
Perjalanan Menuju Gelar
Meski musim pertamanya hanya finis di posisi ketiga, perubahan taktikal dan mentalitas pemain mulai terlihat. Guardiola belajar dari kekurangan musim sebelumnya dan pada musim keduanya, ia membawa City meraih gelar Liga Inggris dan Piala Liga. Ini menjadi awal era kesuksesan Pep bersama Citizens.
Treble Winner dan Tantangan Liga Champions
Musim ketiganya, Guardiola membuktikan kualitasnya dengan meraih treble winner, termasuk Liga Inggris dan Piala FA. Namun, Liga Champions tetap menjadi tantangan besar. Kekecewaan terus berlanjut, dan Pep menyadari bahwa manajemen memberikan beban besar untuk meraih prestasi di level tertinggi Eropa.
Musim Tantangan dan Perbaikan
Musim 2019-2020 membawa tantangan baru, tetapi City berhasil mempertahankan dua gelar. Perbaikan dilakukan pada pertahanan dengan kedatangan Ruben Diaz. Meski kalah dalam persaingan Liga Inggris, City menunjukkan konsistensi dengan memenangkan Piala Liga. Liga Champions tetap menjadi PR bagi Pep.
Kembali ke Puncak Liga Inggris
Musim 2020-2021 membawa keberhasilan dengan kembalinya gelar Liga Inggris ke Etihad. Guardiola terus membangun pertahanan yang kokoh dan mengamankan gelar dari pesaing terberatnya. Meski Liga Champions kembali menjadi kegagalan, City mengejar ambisi untuk meraih gelar prestisius itu di masa depan.
Perjalanan Pep Guardiola bersama Manchester City tidak selalu mulus, tetapi keuletannya dalam membangun skuad dan merubah gaya permainan telah mengukir sejarah kesuksesan bagi klub. Masterplan jangka panjang, kesabaran manajemen, dan kerja keras Pep menjadi kunci kejayaan City. Meskipun Liga Champions masih menjadi target utama, prestasi dalam kompetisi domestik membuktikan posisi City sebagai kekuatan dominan di Inggris.***