Gelandang Indonesia Berkualitas Harus Tiru Andrea Pirlo, Apa Saja Skill yang Dimilikinya?

- 13 Oktober 2023, 14:02 WIB
Gelandang Indonesia Berkualitas Harus Tiru Andrea Pirlo, Apa Saja Skill yang Dimilikinya?/twitter/MrMonnney
Gelandang Indonesia Berkualitas Harus Tiru Andrea Pirlo, Apa Saja Skill yang Dimilikinya?/twitter/MrMonnney /

JURNAL SOREANG - Bagi pecinta sepak bola, terkhusus Milanisti, sebutan bagi fans AC Milan, dan Juventini, sebutan fans Juventus, pasti tidak asing dengan Andrea Pirlo. 

Mantan pemain timnas Italia yang saat ini sedang menjadi pelatih tim legendaris Italia, Sampdoria itu menjadi idola di era 2000-an. Apalagi, pemain yang pernah mendapat julukan 'The Maestro' itu dikenal sebagai eksekutor set-piece free kick yang handal itu sering mencetak gol dari free kick. Total 46 gol yang dicetak melalui tendangan bebas. 

Dikutip Jurnal Soreang dari channel YouTube Ruang Taktik FC yang diupload pada 12 Oktober 2023, pria yang pernah membawa negaranya meraih Piala Dunia 2006 itu punya aspek menyerang. 

Baca Juga: Ini Prediksi Skuad Timnas Inggris U17 yang akan Bermain di Piala Dunia U17

Sehingga, ia bisa dimainkan sebagai gelandang serang. Tak hanya aspek menyerang, visi bermain dengan mata elang yang mampu mendeteksi pergerakan rekan setim yang nantinya akan melakukan umpan akurat. 

Ada yang menarik dari karier Andrea Pirlo, saat masih berseragam Inter Milan sejak musim 1998/99, ia merupakan gelandang serang kurang tajam. 

Sehingga ia dipinjamkan Nerazzurri kedua tim asal Italia. Salah satunya adalah Brescia, tim yang membesarkan namanya, pada musim 2000/01. Disinilah titik balik dari pemain bertinggi 177 cm itu.

Saat itu, masih ada Roberto Baggio yang menjadi gelandang serang Brescia. Pelatih Brescia saat itu, Carlo Mazzone mengubah posisinya menjadi gelandang bertahan. 

Menurut Mazzone, meski Pirlo punya skill menyerang, namun Pirlo merasa tersiksa menjadi gelandang serang. 

Oleh karenanya, Pirlo ditempatkan menjadi gelandang bertahan yang ditempatkan di depan bek tengah. 

Baca Juga: Timnas Indonesia Menang atas Brunei Darussalam 6:0, Begini Analisanya

Saat ini, kita bisa menyebutnya sebagai deep lying playmaker, seperti Ivar Jenner di timnas Indonesia. 

Saat di AC Milan, ketajamannya baru keluar. Di AC Milan inilah Pirlo meraih berbagai gelar. Sepuluh musim sejak musim 2000/01, Pirlo sudah meraih dua gelar Serie-A Italia, dua UEFA Champions League, satu Copa Italia, dan berbagai gelar lainnya. Bagi Italia, satu Piala Dunia berhasil diamankan pada 2006.

Saat di lapangan, Andrea Pirlo menjemput bola dari lini bertahan dan membawanya ke lini serang. 

Pergerakan yang dilakukannya tergantung ruang yang kosong atau tidak dijaga lawan. Meski dijaga oleh lawan, ia berpindah haluan dan menjauh dari penjagaan pemain tim lawan agar rekan setim yang akan memberikan umpan tidak kesulitan dan merasa terbantu untuk mengalirkan bola. Hal ini sangat jarang ditemukan oleh pemain lokal Indonesia. 

Saat bola dikuasainya, Pirlo akan melakukan passing progresif ke rekan setim. Baik dalam umpan pendek atau umpan lambung panjang. 

Walau dijaga oleh beberapa pemain lawan, mantan pemain New York City Football Club itu berani mengambil risiko.

Beberapa pemain Indonesia juga pernah melakukannya, namun perbedaannya dengan Pirlo adalah visi yang tajam dan umpan yang akurat. 

Baca Juga: KPK Sebut Eks Mentan SYL Nikmati Uang Dugaan Korupsi Senilai Belasan Miliaran Rupiah

Saat melakukan umpan ke rekan setim yang sangat jauh dengan tujuan untuk menembus garis pertahanan tim lawan, Pirlo tidak menunduk agar dapat melihat pergerakan rekan setim yang menjadi tujuan umpan. 

Hal itu ditambah dengan kelebihan visi yang tinggi dan pandangan yang luas. Umpan lambung yang dibuatnya ini akan menjadi assist yang sangat berguna bagi penyerang yang pintar mencari ruang sekelas Filippo Inzaghi untuk mencetak gol. 

Pemain yang merupakan idola dari Sandro Tonali itu punya keunggulan dalam ketenangan saat menguasai bola. Tak hanya sifatnya yang kalem, ada beberapa faktor yang membuatnya bisa membawa bola dengan santai meski dijaga ketat pemain lawan. 

Sebelum menerima umpan dari rekan setim, Pirlo melihat situasi terlebih dahulu untuk memastikan daerah mana yang kosong dan aman untuk menerima umpan dari rekannya. 

Tak hanya itu, ia juga melihat situasi di depan untuk rencana selanjutnya ketika menguasai bola. Hal ini juga jarang dimiliki oleh pemain sepak bola Indonesia. 

Berbeda dengan para pemain sepak bola lainnya, pemain yang merupakan langganan timnas Italia itu bukan tipe pemain yang hanya mengandalkan satu kaki terkuatnya. 

Meski kaki terkuatnya adalah kaki kanan, kaki kirinya bisa diandalkan. Bahkan, Pirlo bisa membuat umpan akurat dengan kaki kirinya. 

Ini yang membuatnya punya kemampuan holding the ball yang sangat baik. Ini memungkinkan Pirlo menggunakan ketangkasan gerak kaki untuk mengecoh lawan yang coba merebut bola. 

Baca Juga: Merajut Dendam: Serial Terbaru Laura Basuki dan Oka Antara yang Menggugah Kesadaran Tentang Perselingkuhan

Meski merupakan salah satu gelandang terbaik di dunia, namun kelemahannya terletak pada saat tim lawan melakukan serangan balik yang cepat. 

Kemampuan bertahannya tidak sebaik kemampuan menyerangnya. Meski turut membantu untuk bertahan, kurang agresif dan kesalahan timing yang menjadi kelemahannya.

Bahkan saat satu lawan satu dengan pemain lawan, kelemahan dalam agresivitas akan terlihat. Ini yang menjadi alasannya selalu berduet dengan Gennaro Gattuso yang saat ini menjadi pelatih Marseille.***

Editor: Yoga Mulyana

Sumber: YouTube


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x