Mengenal Saturday Blackout, Larangan Siaran Pertandingan Premier League di TV

- 31 Agustus 2023, 18:18 WIB
Salah satu pertandingan Premier League/Twitter @garistengah_id
Salah satu pertandingan Premier League/Twitter @garistengah_id /

JURNAL SOREANG - Beberapa musim yang lalu, saat hak siar Premier League masih dipegang oleh MNC Group melalui siaran di GTV (dahulu bernama Global TV), beberapa pertandingan Premier League yang dipertandingan pada Sabtu sore waktu setempat masih bisa kita tonton. Biasanya waktu tayang di Indonesia pada Sabtu malam atau malam Minggu Waktu Indonesia Barat.

Sejak adanya Over-the-Top seperti Vidio.com atau BeIN Sport Connect, mereka yang mau menikmati siaran bola seperti Premier League harus berlangganan layanan Over-the-Top (OTT) yang ditunjuk sebagai hak siar. Hal ini sangat kesulitan bagi orang yang kurang mampu membayar langganan tersebut.

Dahulu kala, tepatnya jauh sebelum lahirnya Premier League atau yang disebut Liga Inggris Divisi Satu, ada peraturan yang dinamakan Saturday Blackout. Aturan ini memungkinkan untuk melarang siaran TV menayangkan pertandingan Liga Inggris Divisi Satu yang tanding pada siang hingga sore hari waktu Inggris. Bagaimana sejarahnya? Apa faktor peraturan Saturday Blackout muncul?

Baca Juga: Kesulitan dan Penderitaan 6 Zodiak Ini Bakal Berakhir di Bulan September 2023

Dikutip Jurnal Soreang dari cuitan akun Twitter X Garis Tengah @garistengah_id yang diposting pada 26 Agustus 2023, larangan Saturday Blackout ini adalah larangan siaran TV untuk menayangkan pertandingan Liga Inggris Divisi Satu yang tanding hari Sabtu pukul 14:45 hingga 17:15 waktu setempat.

Peraturan ini dicetuskan oleh Presiden Burnley saat itu, Bob Lord pada dekade 60-an. Bob menilai jika pertandingan ditayangkan di TV berdampak pada penonton di stadion, khususnya tim-tim bawah Liga Inggris Divisi Satu. Jika pertandingan disiarkan di TV, mereka bisa menonton pertandingan sepak bola bersama keluarga di rumah atau apartemen. Tak hanya untuk divisi satu, divisi dibawahnya juga ikut mengalaminya. Hal ini berpengaruh pada pertandingan lintas divisi Inggris yang tanding pada sore hari waktu Inggris.

Untuk kehadiran penonton di stadion, memang aempat mengalami penurunan berkala dari 1960 hingga 1986. Di tahun 1960, rata-rata penonton yang hadir di stadion sebanyak 16009 penonton. Dan di 1986, angkanya menjadi 8132 penonton. Setelahnya, jumlah tersebut terus meningkat hingga 2019 yang rata-ratanya mencapai 16168 penonton. Penurunan rata-rata jumlah penonton tidak ada pengaruhnya pada kejlhadiran televisi. Apalagi sejak hadirnya televisi di setiap tempat tinggal penduduk, jumlah penonton malah meningkat.

Baca Juga: Launching Kampung Tangguh Bebas Narkoba di Desa Cingcin Soreang, Ini Harapan Kapolresta Bandung

Halaman:

Editor: Josa Tambunan

Sumber: Twitter @garistengah_id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x