Ini Kisah Hidup Alexandre Pato, mantan penyerang AC Milan asal Brazil, Mulai dari Kecil hingga Sering Cedera

- 30 Agustus 2023, 16:20 WIB
Alexandre Pato sewaktu di AC Milan.
Alexandre Pato sewaktu di AC Milan. /Instagram.com/@pato/

Baca Juga: Ini Pemeran Drama Korea Hyo Shim’s Independet Life, Lengkap dengan Jadwal Tayangnya di Bulan September 2023

Ancelotti merupakan ayah keduaku. Saking sayangnya, anjing Don Carlo, sebutan lain Carlo Ancelotti dinamakan Pato. Don Carlo tinggal di kota Parma, jadi ia berangkat menggunakan helikopter yang dikemudikan oleh istrinya. Ketika di ruang ganti, Don Carlo menginstruksikan agar Pirlo dan Seedorf membeeikan umpan panjang agar Pato tahu harus berlari kemana.

Suatu hari di musim keduanya bersama Rossonerri, Pato hanya menonton Pirlo, Seedorf, Ronaldinho, dan David Beckham melakukan latihan tendangan bebas. Tentunya kita tahu siapa yang menjadi eksekutor tendangan bebas. Suatu hari, mendiang Silvio Berlusconi menelponnya. Mantan presiden AC Milan itu sering bercanda saat menelponnya. Kali ini, Berlusconi memintanya untuk bermain sebagai penyerang tengah. Tak hanya Berlusconi, Don Carlo dan Leonardo juga demikian. Berkat posisi baru ini, Pato berhasil membuat gol cepat melawan FC Barcelona di UEFA Champions League, dwngan durasi 24 detik sejak kick off babak pertama.

Di saat itulah, media berekspetasi tinggi dengannya. Tak hanya media, pemain lain memujinya. Karena itulah aku overthinking. Meski Pato bekerja keras, ia tetap overthinking. Bahkan saking halunya, dirinya menganggap ia sudah mendapatkan Ballon d'Or. Setelah Pato mendapatkan gelar Golden Boy pada tahun 2009, Pato meluapkan kegembiraannya dengan bersenang-senang dan melupakan Ballon d'Or.

Penurunan performa mulai terjadi di 2010 dengan seringnya cedera. Ia takut dengan cederanya karena takut diberitakan negatif karena tidak memberikan kontribusi positif. Terkadang meski sebenarnya sakit, Pato tidak ingin mengecewakan timnya. Pato mengaku jika ia bisa memberikan yang terbaik jika fans meragukannya, namun ia tidak bisa jika dirinya sendiri meragukannya.

Baca Juga: Raih Triliunan Dollar, Nvidia Menjadi Salah Satu Perusahaan Terbesar di Dunia: Apa yang Membuat Begitu Spesial

Di titik ini, ia mengetahui siapa yang peduli dengannya dan siapa yang pesimistis dengannya. Saat di Internacional, semua orang disana melindungi, melayani dan membantunya. Mereka semua sudah menyediakannya dan tugasnya hanyalah bermain bola saja. Namun di Milan, saya tidak bisa berbuat apa-apa. Saat itu, hanya Ronaldo yang punya dokter, fisio, dan pelatih kebugaran. Meski tim punya dokter dan stafnya, mereka tidak menemaninya setiap saat.

Bahkan saat media sana membuat berita yang berlebihan, ia bahkan tidak tahu harus bagaimana. Meski ia pernah berpesta, tetapi tidak berlebihan seperti yang diberitakan media. Bahkan beberapa kali media membuat berita yang menjatuhkannya, mereka tidak peduli. Yang penting media cuan dan berhasil mempengaruhi pembacanya. Tak terhitung berapa berita yang dibuat media untuk menghancurkan mentalnya.

Mengenai cederanya, Pato juga sudah mendatangi beberapa dokter, didiagnosa berbagai cedera, hingga disuntik beberapa obat, tetap saja kakinya tidak seperti saat ia masih jaman keemasannya. Karena itulah aku menangis dan takut tidak bisa bermain bola lagi. Karena itulah, Pato pindah ke Corinthians pada transfer musim dingin 2013.

Berkat bantuan Bruno Mazziotti, fisio Ronaldo, cedera di otot bagian belakang kakinya sembuh. Meski sembuh, Pato kembali mengalami apa yang dialaminya di Milan. Yaitu ekspetasi publik yang tinggi. Hal ini karena gajinya yang besar. Bahkan sekadar hanya gagal pinalti saja, Pato bisa menjadi sasaran untuk dibunuh.

Halaman:

Editor: Josa Tambunan

Sumber: Twitter @rossonerifreak


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah