Network
Miami memimpin untuk pertama kalinya ketika Josef Martínez mencetak gol tiga menit memasuki babak tambahan pertama, tetapi Cincinnati menyamakan kedudukan ketika Yuya Kubo mencetak gol pada menit ke-114, sehingga memaksakan adu penalti – ini adalah adu penalti kedua Miami dalam seminggu.
Messi melakukan upaya pertama Miami dalam adu penalti, dan kedua tim tampil sempurna melalui empat ronde. Sekali lagi, Drake Callender memberikan aksi heroiknya, menyelamatkan tendangan penalti kelima Cincinnati dari Nick Hagglund sebelum pemain berusia 18 tahun Benjamin Cremaschi maju untuk mencetak penalti kemenangan dan mengirim pasukan Tata Martino ke final kedua mereka.
Miami melaju untuk menghadapi pemenang semifinal Rabu antara Houston dan Salt Lake di final pada 27 September. Ini merupakan bulan yang penuh badai bagi The Herons sejak Messi dan mantan rekan setimnya di Barcelona, Sergio Busquets dan Jordi Alba, tiba di Fort Lauderdale.
Baca Juga: Beckham Hampir Menangis Lihat Tendangan Bebas Messi pada Menit ke-94
Messi kini telah menginspirasi tim – yang saat ini duduk di posisi terbawah di MLS – untuk memimpikan hal yang mustahil; dua trofi dan mungkin saja, kesempatan untuk lolos ke babak playoff.
Dengan Messi sebagai pemain, Miami nampaknya tak terhentikan, meski sedang terpuruk. Penampilan luar biasa pemain asal Argentina ini tidak hanya memberikan gol kepada rekan satu timnya, namun juga ketabahan, determinasi, dan yang paling penting, harapan.
