Tragedi Kanjuruhan : Media Vietnam Sebut Manajemen Sepakbola Indonesia Lemah

- 5 Oktober 2022, 12:51 WIB
media Vietanm soroti Tragedi Kanjuruhan : Manajemen Sepakbola Indonesia masih lemah, katanya
media Vietanm soroti Tragedi Kanjuruhan : Manajemen Sepakbola Indonesia masih lemah, katanya /PMJ News

 

JURNAL SOREANG – Media Vietnam terus memantau perkembangan tragedi Kanjuruhan. Terakhir mereka mengatakan, musibah di Malang itu membuktikan, manajemen sepakbola di Indonesia lemah.

 

Selain mengatakan manajemen sepakbola di Indonesia lemah, Zing News juga menyatakan, tragedi Kanjuruhan terjadi karena pemikiran destruktif yang keras membuat sepakbola seperti itu.

 

Kekerasan yang berujung pada kematian adalah titik hitam sepak bola Indonesia, tulis Zing News lagi, mengomentari banyaknya kerusuhan bola di sini.

Baca Juga: Media Vietnam Sebut Shin Tae-yong Bermimpi Karena Ingin Lawan yang Lebih Tinggi   

“Sedikit banyak perubahan positif terjadi ketika pemimpin militer Shin Tae-yong tiba di negeri sepuluh ribu pulau itu. Tapi, tentu saja, itu tidak cukup untuk mengubah sepak bola Indonesia.”

 

“ Gaya tendangan yang keras dan pemikiran untuk menendang sampai mati sangat mengakar di alam bawah sadar budaya sepakbola Indonesia.”

 

“Bencana baru-baru ini yang menewaskan 131 orang terus menunjukkan betapa lemahnya manajemen sepakbola dan pemikiran destruktif yang keras membuat sepakbola Indonesia. “

Baca Juga: Media Vietnam Sindir Media Indonesia Suka Puji Shin Tae Yong Sampai Sundul Langit

“Pada tahun 2017, penjaga gawang Choirul Huda dari klub Persela Lamongan (Liga Indonesia) meninggal dunia setelah bertabrakan dengan rekan setimnya Ramon Rodrigues.”

 

“Hanya karena keinginan menguasai bola, Ramos membuat rekan setimnya pingsan di lapangan sebelum gagal melakukan operan. Insiden seperti itu tidak cukup bagi sepak bola Indonesia untuk mengubah pemikiran kekerasan, “ katanya.

 

Tapi, Zing News mungkin tidak tahu, Ramon Rodrigues bukanlah pemain lokal Indonesia, tapi dari Brazil. Jadi, contoh kasus itu mungkin kurang tepat.

Baca Juga: Media Vietnam Sebut Curacao Memalukan Kalah 2 Kali dari Indonesia 

Menurut Zing, fans Idonesia masih menganggap memukul bola untuk menghancurkan adalah simbol kekuatan, atau saling menyerang adalah bentuk cinta untuk sepak bola.

 

“Aksi kekerasan suporter Indonesia ini hanya membuat buah manis yang dilatih keras oleh pelatih Shin Tae-yong di lapangan berisiko terlupakan,” tulisnya.

 

“Bencana baru-baru ini menyebabkan Indonesia kehilangan poin berat dengan FIFA. PSSI khawatir tragedi di Kanjuruhan bisa membuat Indonesia mendapat hukuman berat dari FIFA, yang berujung pada hilangnya hak tuan rumah Piala Dunia U20 2023. “

Baca Juga: Media Vietnam : Indonesia Menang Karena Pemain Curacao Banyak yang Menganggur

“Jika ini terjadi, ini akan menjadi pukulan yang terlalu berat bagi PSSI. Ambisi Bangkit dari peristiwa sepak bola tahun 2015 di negeri ribuan pulau.”

 

“Ambisi, uang dan kecintaan terhadap sepak bola, Indonesia tidak kurang. Namun bagaimana cara menunjukkan dan mengelolanya dengan baik, sepak bola ribuan pulau itu belum bisa menemukan jawabannya.”

 

Karena situasi yang demikian itu, Zing menyindir, impian Indonesia untuk mencapai level sepakbola akan menjadi ilusi. Benarkah demikian ?

Baca Juga: Media Vietnam Akhirnya Mengakui, Indonesia Layak Kalahkan Curacao 

Mari kita buktikan bersama, doa negatif media Vietnam itu tidak menjadi kenyataan.

Yang pasti, bukti terakhir menunjukkan, Indonesia yang saat itu berperingkat FIFA 155 bisa mengalahkan Curacao yang berperingkat 84 dunia 2 kali.

 

Fakta itu membuktikan, impian Indonesia untuk mencapai level sepakbola internasional sama sekali bukanlah ilusi. ***

Baca Juga: Media Vietnam Tak Menyangka Indonesia Bisa Mengalahkan Curacao 3-2

Editor: Drs Tri Jauhari

Sumber: zingnews.vn


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah