JURNAL SOREANG – Tewasnya 182 orang dalam tragedi Kanjuruhan Sabtu lalu membuat kejadian itu sebagai bencana stadion sepakbola dengan jumlah korban meninggal terbesar kedua di dunia setelah tragedi Estadio Nacional di Lima, Peru tahun 1964 yang menewaskan 328 orang.
Tragedi Peru 1964 mirip kejadiannya dengan tragedi Kanjuruhan. Ceritanya bermula saat Peru tertinggal 0-1 dari Argentina dalam pertandingan kualifikasi Olimpiade Tokyo.
Peru kemudian mampu membuat gol penyama kedudukan, tapi gol itu dianulir oleh wasit asal Uruguay, Angel Pazos.
Baca Juga: Tragedi Kanjuruhan, Le Monde : Kekerasan Penggemar Adalah Masalah di Indonesia
Keputusan wasit itu membuat pendukung tuan rumah meradang, mereka ngamuk dan langsung menyerbu ke lapangan.