Penonton Bocah Ceritakan Tragedi Stadion Kanjuruhan Kedua Orang Tuanya Tewas Saat Itu

- 4 Oktober 2022, 15:31 WIB
Penonton anak ceritakan kronologi tragedi Stadion Kanjuruhan kedua orang tuanya tewas saat itu / IG /
Penonton anak ceritakan kronologi tragedi Stadion Kanjuruhan kedua orang tuanya tewas saat itu / IG / /

JURNAL SOREANG - Tragedi Stadion Kanjuruhan sisakan duka yang mendalam.

Tragedi Stadion Kanjuruhan tersebut membawa banyak korban mulai tewas ditempat hingga tewas di Rumah Sakit.

Diantaranya korban tragedi Stadion Kanjuruhan, Malang adalah kedua orang tua dari penonton anak-anak yang bernama M Alfiansyah (11 tahun) tewas akibat Kerusuhan yang terjadi usai laga Arema FC vs Persebaya pada Sabtu, 1 Oktober 2022 malam.

Baca Juga: Prediksi Liga Champions Manchester City vs FC Copenhagen, Jadwal, H2H, Link Streaming dan Susunan Pemain

Dikutip IG Pikiran Rakyat, M Alfiansyah didampingi pamannya Doni (43) menceritakan pada saat kerusuhan tersebut terjadi.

Kedua orang tua anak tersebut bernama M Yulianto (40) dan istrinya Devi Ratna Sari (30) tewas saat akan keluar Stadion menuju pintu 14.

Alfiansyah mengatakan pada saat kejadian orang tuanya berusaha keluar Stadion dalm keadaan panik, Lalu ia pun sempat terjatuh dan bergegas keluar.

Baca Juga: Aksi Brutal Oknum TNI Viral saat Kerusuhan di Kanjuruhan, Panglima TNI: Bukan Indisipliner Lagi, Ini Pidana!

"Waktu mau kebawah saya terjaruh terus langsung berdiri. itu masih bersama ayah dan mama. Setelah saya berdiri ssya didorong dari belakang dan kemudian ayah terjatuh", tutur Alfiansyah.

Pada saat kejadian Alfian tidak merasa berdesak-desakan saat keluar pintu Stadion.

"Saya keluar sendiri, berjalan. Berjalan aja biasa sampai keluar", tuturnya lagi.

Baca Juga: Prediksi Liga Champions Sevilla vs Borussia Dortmund, Jadwal, Head to Head, Link Streaming dan Susunan Pemain

Anak yang bercita-cita menjadi Polisi tersebut kini harus kehilangan kedua orang tuanya.

Kemudian, Pamannya Alfian mengatakan bahwa orang tuanya Alfian pergi menonton bersama keluarga tujuannya ingin bahagiakan anak dan istrinya.

"Istrinya itu baru pertama kali ke Stadion dan anaknya juga baru pertama kali. Almarhum sempat mengatakan, saya ingin membahagiakan anak. Ternyata menyenangkan anak untuk yang terakhir kalinya", tutur Doni.

Baca Juga: Usut Kasus Kerusuhan Kanjuruhan, Pemerintah Bentuk Tim Investigasi! Berisi Akademisi hingga Pengamat Olahraga

Doni mengaku bingung karena ada gas air mata. Setahu dia, penggunaan gas air mata tidak diperbolehkan.

"Yang saya sayangkan, kok di lapangan ada gas. Kok yang di sini gas air mata," tuturnya lagi.

Pihak keamanan saat itu mencoba menenangkan situasi dengan menggiring keluar para suporter yang masuk ke lapangan kembali ke tribun.

Baca Juga: Usut Tragedi Kanjuruhan Pemerintahan Bentuk Tim Gabungan Independen Pencari Fakta, Ini Daftar Anggotanya

Tetapi, karena semakin banyaknya suporter yang turun, situasi pun semakin carut marut.

Kemudian, pihak keamanan menembakkan gas air mata, yang sebenarnya dilarang oleh FIFA digunakan dalam pengamanan stadion, untuk mengusir suporter.

Tembakan gas air mata juga diarahkan ke arah tribun yang masih di penuhi oleh suporter.***

Editor: Ade Mamad

Sumber: Instagram


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah