Bukan Karna Arema FC Kalah! Ternyata Inilah Kronologi Awal Kerusuhan di Kanjuruhan dari Sudut Pandang Suporter

- 3 Oktober 2022, 12:29 WIB
Potret puncak kejadian setelah suporter semakin banyak yang masuk ke lapangan
Potret puncak kejadian setelah suporter semakin banyak yang masuk ke lapangan /Instagram

JURNAL SOREANG - Kesaksian suporter Aremania mengenai kronologi ricuhnya laga Arema vs Persebaya memberikan sudut pandang lain.

Beberapa suporter menyampaikan kronologi melalui akun media sosialnya baik di whatsapp, Instagram maupun Twitter.

Menurut salah seorang Aremania insiden bermula ketika pemain Persebaya sudah keluar lapangan.

Baca Juga: 10 Kerusuhan Olahraga Terbesar di Dunia,  Tragedi Kanjuruhan Nomor 2 di Dunia

Salah satu suporter Aremania masuk ke lapangan untuk menemui pemain Arema FC.

Melihat ada yang masuk ke lapangan sejumlah orang ikut turun ke lapangan, melihat masa semakin banyak yang turun polisi pun memukul mundur suporter tersebut.

Bahkan dalam video yang beredar terlihat salah seorang suporter dihajar oknum polisi yang bertugas.

Baca Juga: Ungkap Profil Stadion Kanjuruhan, Markas Arema FC yang Kini jadi Saksi Bisu Kerusuhan yang Tewaskan 125 Orang

Namun apesnya banyak suporter yang melihat kejadian tersebut masa yang melihat kejadian itu langsung turun ke lapangan dan terjadilah kericuhan.

Tak sampai disitu melihat masa semakin sulit dikendalikan polisi pun menyemprotkan gas air mata ke arah tribun.

Menurut informasi yang diterima, petugas tak hanya sekali menembakkan gas air mata.

Hal itu membuat masa yang berada di tribun berhamburan keluar stadion, alhasil masa pun berdesak-desakan di jalur keluar.

Baca Juga: 5 Tragedi Paling Kelam Sepanjang Sejarah Sepakbola Dunia, No 3 Ternyata Sama Percis dengan Insiden Kanjuruhan

Terlebih beberapa gate masih terkunci dan dilihat dari video yang beredar banyak yang lemas dan kelelahan dan tak sedikit juga yang pingsan.

Beberapa orang pun meninggal dunia akibat sesak napas, hal ini sangat disayangkan pihak kepolisian tak mentaati peraturan yang telah diatur oleh FIFA.

Dimana gas air mata dan senjata api dilarang masuk ke Stadion.

Baca Juga: Link Twibbon Maulid Nabi dan Cara Menggunakannya, Klik di Sini!

Selain itu penembakan gas air mata ke arah tribun juga membuat masa yang awalnya tidak ikut kericuhan menjadi kalang kabut untuk menyelamatkan diri.

Dan membuat suasana semakin mencekam, nahasnya lagi banyak perempuan dan anak di bawah umur yang meregang nyawa bahkan beberapa dari mereka tak bisa dikenali karena belum mempunyai KTP.

Tentu ini menjadi duka untuk seluruh rakyat Indonesia, selain itu kejadian seperti ini sangat merugikan bagi sepak bola Indonesia.

Baca Juga: Sejumlah Klub Raksasa Dunia Turut Berduka Cita Atas Tragedi Arema FC VS Persebaya, Ada MU Hingga Barcelona

Bisa saja FIFA mencabut status tuan rumah Piala Dunia U-20 tahun depan saat Timnas Indonesia mulai menunjukkan penampilan apiknya Liga 1 malah menunjukkan hal sebaliknya.

Tragedi Kanjuruhan Malang yang menewaskan 125 orang setelah laga Arema FC vs Persebaya menjadi noda hitam dunia sepak bola Indonesia.

Sudah mengantisipasi kerawanan laga dan mengajukan percepatan gelar laga akan tetapi ditolak.

Baca Juga: Tragedi Olahraga Kanjuruhan Malang! Ini yang Dilakukan Polresta Bandung Bersama Ratusan Bobotoh, Mau Tahu?

Hal ini pun membuktikan usulan polisi ditolak, sebenarnya sejak sebelum pertandingan pihak aparat sudah mengantisipasi melalui koordinasi dan usul-usul teknis di lapangan.

Misal pertandingan akan dilaksanakan sore jumlah penonton agar disesuaikan dengan kapasitas Stadion yakni 38.000 orang kata Menko Polhukam Mahfud MD dalam akun Instagram.

Surat dari Polres Malang soal laga Arema FC vs Persebaya pun beredar di media sosial di dalamnya terdapat usulan mempercepat pertandingan di sore hari.

Baca Juga: Kapolri Janji Bongkar Tragedi Arema FC VS Persebaya dengan Tim Reserse Kriminal, Berikut Penjelasannya

Surat tertanggal 18 September 2022 ditandatangani langsung Kapolres Malang AKBP Ferly Hidayat.

Polres Malang meminta laga ini dipercepat ke sore hari alasan dalam surat itu disebutkan murni karena keamanan.

Namun Jawaban PT Liga Indonesia baru dalam surat yang diteken Dirut Ahmad Hadian Lukita 2022 sesuai pernyataan Mahfud MD.

Baca Juga: Prediksi Porto vs Bayer Leverkusen UEFA Champions League 5 Oktober 2022, Starting Line Up, H2H, Skor

PT. Liga Indonesia baru tetap ingin laga ini digelar sesuai jadwal sembari meminta panitia pelaksana Arema FC berkoordinasi maksimal dengan kepolisian.

"Sehubungan dengan rujukan di atas maka perkenankanlah kami PT. LIB menyampaikan bahwa meminta kepada klub Arema FC untuk berkoordinasi secara optimal kepada pihak keamanan dalam hal ini khususnya dengan Kapolres Malang untuk tetap melaksanakan pertandingan BRI Liga 1 2022 2023 antara Arema FC vs Persebaya Surabaya dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah sitentukan," demikian bunyi surat PT LIB.

Hal ini jadi blunder pihak penyelenggara yang mengakibatkan ratusan nyawa hilang dalam insiden menonton laga sepakbola yang sejatinya hanya sebatas hiburan.***

Editor: Agung Prasetya

Sumber: Youtube


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah