2 Aremania memasuki lapangan dengan damai dan sempat berpelukan dengan Maringa dan Pak manajer Ali Rifki.
Lalu segerombolan Aremania mulai turun ke lapangan untuk menghampiri para pemain (tidak untuk bertengkar) mereka meluapkan emosi kepada pemain (tidak memukul tidak rusuh).
Lalu polisi dan tentara mulai rusuh masuk lapangan dan mengamankan Aremania, salah satu rekan Aremania tertangkap oleh salah satu tentara dan tentara itu dengan brutal memukuli aremania tersebut.
Kawan-kawan Aremania tidak terima bahwasanya rekan kami dipukuli dan akhirnya aremania mencoba menyelamatkan Aremania tersebut.
Kejadian tersebut malah memancing emosi para Aremania lalu salah satu pihak keamanan memasang gas air mata di lapangan untuk membubarkan Aremania yang turun ke lapangan.
Beberapa Aremania sudah keluar baik-baik karena takut terjadi kericuhan lebih besar. Lalu saya dan rekan saya mulai keluar meninggalkan stadion.
Kami keluar dengan damai tiba-tiba polisi melempar gas air mata kepada kami. Kami tidak merusak kami keluar dengan damai mereka melempar gas air mata kepada kerumunan.
Sontak kami semburat dan melarikan diri. Hampir seluruh sudut pintu keluar di lempar gas air mata (VIP, Gate 1, Gate 2, Gate 3, Gate 4) kejadian itu membuat makin panas dan memancing emosi Aremania.