JURNAL SOREANG - Persib dan Persija sama-sama memakai jasa pelatih Eropa musim ini.
Maung Bandung ditukangi Luis Milla dan Persija dilatih Thomas Doll, Luis Milla merupakan pelatih asal Spanyol ia pernah melatih Timnas Spanyol kelompok usia 21 tahun dan Timnas Indonesia.
Luis Milla juga merupakan alumni Barcelona dan Real Madrid ini memang dikenal memiliki strategi tiki-taka yang enak ditonton.
Sementara Thomas Doll berasal dari Jerman yang pernah melatih tim sekelas Borussia Dortmund.
Bersama di Persija sejauh ini ia juga mulai menerapkan strategi tiki-taka, ramuannya lantas siapa strategi permainan yang paling enak ditonton dari kedua nya?
Thomas Doll (Jerman)
Kombinasi passing antara Rico Simanjuntak, Hanno Behrens dan Michael Krmencik menjadi salah satu bukti permainan apik Thomas Doll.
Kedua pelatih tampaknya memiliki pola permainan yang sama dengan Thomas Doll lebih banyak memberikan sentuhan karena sudah beradaptasi cukup lama.
Bahkan pemain yang didatangkan nya pun adalah pilihan dirinya yang membuat pola permainan tak sulit diterapkan karena semua pemain asing merupakan mantan anak asuhnya.
Oleh karena itu pola dari lini belakang yang diisi Ondrej Kudela, Hanno Behrens di tengah hingga duo asing Yusuf Helal dan Michael Krmencik memberi warna baru dalam permainan Persija.
Baca Juga: Jenis KB yang Paling Cocok untuk Wanita Karir, Hubungan Intim dengan Suami Tetap Nyaman
Dirinya membuat para pemain Persija cukup menggigit dengan seringkali terlihat saat pertandingan kerjasama yang padu para pemain dan bahkan hingga lebih dari 3 pemain terlibat dalam tiki-taka yang diterapkan.
Hal ini dilakukan oleh para pemain Persija inilah yang dinamakan kolektivitas, kerjasama tiga pemain bahkan lebih seperti ini Firza Andika, Hanno Behrens, Rico Simanjuntak, Michael Krmencik hingga Yusuf Helal.
Kombinasi passing diantara tiga bahkan lebih pemain dari Persija sangat terorganisir memberikan keadaan yang cukup menegangkan bagi lini pertahanan lawan.
Dari hasil iti Persija perlahan menunjukkan kualitasnya dengan kini berada di posisi 5 klasemen sementara dengan Hanno Behrens dan Michael Krmencik jadi pemain yang paling sentral saat ini.
Luis Milla (Spanyol)
Semenyata Luis Milla terbilang kursnh baik posisinya, karena didatanhkan saat kompetisi telah dimulai.
Namun dalam laga debutnya melawan Rans Nusantara FC dirinya cukup menunjukkan kualitasnya.
Luis Milla merubah permainan Persib dengan taktik yang berbeda jauh dari sebelumnya yang cenderung monoton.
Kini terlihat permainan mereka lebih memanfaatkan lebar lapangan.
Kolektivitas juga terjalin dengan Ricky Kambuaya, Febri Hariyadi jadi jenderal lini tengah.
Melayani David da Silva dan Ciro Alves, walaupun Ciro Alves juga berfungsi cukup mobile dengan jadi support sistem dari David da Silva sebagai target man.
Skema sederhana dan kecepatan dari Febri Hariyadi mulai terlihat, keberanian melakukan tusukan langsung membuat gawang Rans Nusantara FC beberapa kali tertekan.
Walaupun hanya mendapatkan pemain warisan dari Robert Alberts, Luis Milla tetap bisa memanfaatkan pemain yang ada walaupun beberapa dari mereka pasti jauh dari seleranya.
Febri Hariyadi, Rachmat Irianto hingga Ricky Kambuaya dan Ciro Alves jadi pemain yang mulai menunjukkan tajinya.
Berbeda dengan era Robert Alberts yang sebelumnya kurang optimal cara mainnya, kini mereka perlahan mulai naik performanya.
Oleh sebab itu tusukan yang sebelumnya jarang terlihat kini makin gencar dilakukan, umpan lini tengah ke depan pun mulai terorganisir, walaupun crossing belum efektif namun percoban tusukan tetap memberikan angin segar bagi permainan Persib.
Lini belakang pun cukup solid walaupun terlihat babak kedua diganti nya beberapa pemain intim memberi efek minor bagi permainan Maung Bandung.
Baca Juga: Penderita Asam Urat Bisa Coba 5 Jenis Olahraga Ringan Ini Biar Nggak Gampang Kambuh
Walaupun baru sekali ditukangi Luis Milla namun efektivitasnya cukup baik dan di akhir dapat memberikan 3 poin pada Persib yang membuat mereka menjauh dari zona degradasi dan berada di posisi 11.
Wajar jika taktik Luis Milla belum terlalu hebat dari taktik Thomas Doll, mengingat baru sekali menukangi Persib.
Namun bukan tidak mungkin di beberapa laga berikutnya akan memberikan arahan lebih dengan chemistry yang kuat membuat tiki taka Spanyol bisa terjalin dengan baik.
Kita lihat nantinya siapa yang akan lebih baik, Thomas Doll atau Luis Milla pelatih Eropa yang membawa gaya tiki-taka dan permainan cepat ke Indonesia dengan menukangi dua rival abadi yang disebut juga El Clasico Indonesia.
Dari segi teknis tak bisa dibandingkan aple to aple, namun dari segi gaya pwrmainan juga ada kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Akan lebih ver jika komparasi dilakukan di putaran kedua atau awal musim, namun jika dilihat saat ini ya jelas Thomas Doll lebih padu dan mulai nyetil gaya mainnya dengan para pemain.***