JURNAL SOREANG - Liga satu saat ini telah melewati laga ke-6 dan menuju laga ke-7, dimana Persib Bandung tercatat akan bertandang ke Makassar untuk menghadapi PSM Makassar.
Namun lupakan sejenak persiapan laga tersebut, kita beralih membahas satu hal yang kini tak kalah di bicarakan oleh Bobotoh.
Kini lini belakang Persib Bandung tengah disorot, bagaimana tidak perbedaan mencolok sangat terasa.
Musim lalu mereka jumawa menjadi tim dengan pertahanan terbaik dan paling sedikit kebobolan hingga banyak clean sheet.
Namun nyatanya musim ini jauh untuk bisa disamakan, bahkan terkesan gagal samai pencapaian musim lalu walau baru 6 laga.
Persib musim ini menjadi tim dengan jumlah kebobolan no 3 terbanyak dari semua klub dengan 13 kali kebobolan dari 6 laga.
Baca Juga: Bukan untuk Hubungan Intim, Inilah 5 Manfaat Tidur Telanjang Sangat Bagus untuk Kesehatan
Hal itu salah satunya, karena performa dari Nick Kuipers yang mengalami penurunan dibanding Liga 1 musim lalu.
Duel udara yang sering kalah, kalah duel 1 on 1 dengan pemain lawan yang mempunyai kecepatan dan reading the game dari Nick Kuipers yang menurun.
Banyak faktor yang melatarbelakangi hal itu terjadi dan mungkin bisa karena rekan duet yang tipikalnya tak disukai dirinya.
Baca Juga: Termasuk Pemahaman Tentang Ukuran, Ini Berbagai Hal Tentang Mr P yang Harus Pria Ketahui
Perpisahan dengan Robert Alberts, gaya permainan yang sudah terbaca hingga hilangnya dukungan suporter yang sebelumnya membanjiri stadion yang kini hilang.
Musim lalu dari 34 Laga, Persib hanya kebobolan 22 kali, sekarang, baru 6 laga, Persib sudah berapa kali dibobol oleh lawan?
Ada yang berbeda di lini pertahanan Persib musim ini, jelas ini sebuah masalah, kebocoran yang harus segera diselesaikan.
Apakah ketidakhadiran Victor Igbonefo dan Teja Paku Alam yang masih belum tampil? Bisa iya bisa tidak, tapi kalau melihat penampilan secara individu tetap seperti ada yang berbeda juga pada penampilan Nick Kuipers.
Tingkat konsentrasinya seperti menurun, beberapa kali tidak maksimal menyapu bola di lini pertahanan.
Kecolongan dari bola crossing kawan juga beberapa berbuah gol, kemudian mulai terlihat lambat ketika menghadapi para penyerang lawan.
Baca Juga: Anda Naksir pada Seseorang? Ternyata Rumusnya Jangan Traktir Sang Gebetan, Lho Kok?
Banyak yang beranggapan bahwa permainan Nick Kuipers saat ini sudah diketahui lawan.
Merek memanfaatkan tinggi dengan speed nya yang buruk untuk menempatkan pelari cepat disana.
Beberapa kali Nick Kuipers gagal antisipasi counter cepat dari lawan ketika transisi, contoh gol M. Rahmat yang gagal mengawasi pergerakannya.
Baca Juga: Nasib Roberto Firmino Di Liverpool Tak Akan Lama Lagi, Siap-Siap Boyong Ke Italia
Lalu juga beberapa gol lahir dari crossing dari sayap yang gagal diantisipasi oleh nya dan berbuah gol.
Kedatangan pelatih baru Luis Milla juga diperkirakan jadi sebuah ancaman baginya dan membuat dirinya sedikit kehilangan percaya diri.
Wajar saja dengan era Robert Alberts yang berakhir, dirinya jadi pemain warisan pelatih Belanda tersebut.
Semoga Nick Kuipers dibawah racikan Luis Milla bisa kembali ke permainan terbaiknya.
Namun jika tidak, dengan penampilannya yang terus seperti ini bukan tidak mungkin dirinya akan didepak di pertengahan musim dan tergantikan oleh Alberto Botia yang kini rumornya merebak di berbagai pemberitaan.
Alberto Botia sendiri adalah pemain kesayangan Luis Milla sama seperti Febri Hariyadi yang bisa saja jadi opsi baru ditengah penampilan Nick Kuipers yang menurun.***