Sangat sedikit dari mereka yang ingin saudara perempuan atau anak perempuan mereka sendiri memamerkan diri mereka di lapangan sepak bola," Jarrow Express 29 Maret 1895, dikutip dari situs Unlocking The Hidden Story.
Selanjutnya, para pesepakbola putri tetap bertahan dengan si kulit bundar terlepas dari kritik publik yang saat itu masih banyak meragukan bahkan menyepelekan kaum perempuan memainkan olahraga yang identik dengan laki-laki ini.
Lebih jauh lagi, tim The British Ladies memulai tur nasional mereka yang bahkan dalam dua tahun berikutnya mereka telah memainkan sekitar 100 pertandingan eksibisi.
Tur ini menarik publisitas besar dari pers, meskipun tidak sepenuhnya terbatas pada olahraga, pada saat itu, wanita yang bermain sepak bola selalu dipertanyakan haknya.
Meski begitu, perjuangan mereka memperkenalkan sepakbola putri kepada dunia patut mendapat apresiasi, sebab bagaimana pun mereka telah berjuang jadi bagian sejarah dunia sepakbola.
Bahkan kini sepakbola putri boleh dikatakan setara dengan putra yang salah satunya ditandai dengan mulai berkembangnya kompetisi internasional, seperti Piala AFF Wanita 2022 yang akan datang, hingga bahkan Piala Dunia-nya pun ada.
***