Penyelenggara kompetisi UEFA memerintahkan Inggris untuk memainkan satu pertandingan tanpa penggemar menyusul kerusuhan yang terdokumentasi dengan baik di sekitar final EURO 2020 di Wembley pada Juli 2021.
Namun, diperkirakan ada sekitar 3.000 anak sekolah yang hadir sebagai bagian dari klausul yang memungkinkan anak-anak untuk menghadiri permainan yang dilakukan secara tertutup, menurut laporan dari Sporting News.
Gareth Southgate mengatakan pada hari Jumat bahwa "memalukan" bahwa tim Inggrisnya harus menghadapi Italia di depan kerumunan kecil di Molineux akhir pekan ini sebagai hukuman atas kekerasan penggemar di final Euro 2020.
Inggris diberi larangan dua pertandingan stadion, dengan satu pertandingan ditangguhkan, setelah pendukung tanpa tiket berjuang masuk ke Wembley untuk menyaksikan kekalahan mereka dari Italia melalui adu penalti tahun lalu.
"Jika itu memalukan, itu untuk Inggris sebagai sebuah negara," kata manajer Inggris itu, dikutip dari The Express Tribune
“Banyak orang yang menyebabkan masalah yang saya tidak yakin adalah penggemar sepak bola. Kami cukup membicarakannya, kami membicarakannya setelah final dan ketika hukuman pertama kali diberikan,” ungkapnya.
Manajer Italia pun turut mengungkapkan rasa kekecewaannya karena pertandingan yang dilaksanakan secara tertutup.
"Kami lebih suka bermain dengan pendukung. Sepak bola tanpa suporter bukanlah sepakbola dan tidak bagus untuk pertandingan penting seperti ini. Saya setuju dengan dia (Southgate),” kata Roberto Mancini.