JURNAL SOREANG - Pada sejarahnya Bangladesh sendiri kan baru merdeka di tahun 1971 dari Pakistan.
Sejak tahun tersebut mereka sudah mendirikan detail satu tahun berikutnya mereka sudah menjadikan federasi sepak bolanya.
Oleh karena itu memang masih muda usianya, boleh dibilang memang sepakbola di sana tak cukup populer.
Karena tetep aja memang kalau untuk kawasan Asia Selatan olahraga yang paling populer itu kan masih Cricket.
Di Bangladesh sendiri Cricket memang masih menjadi Olahraga Nasional kemudian baru di bawahnya adalah sepakbola.
Tapi memang dari sejak berdirinya federasi sepakbola adalah Bangladesh mereka sempat sampai juga masuk ke Piala Asia di tahun 1980.
Baca Juga: Simak! Tips Kesehatan, Berikut 10 Cara Menghilangkan Mata Panda Ala Menurut dr Valentino
Di era tahun 2000-an itu adalah era keemasannya sepakbola Bangladesh, karena Bangladesh sendiri pernah waktu itu memang melakukan uji coba dengan Bosnia-Herzegovina dari Eropa secara mengejutkan mereka menang 2-1.
Beberapa negara Kawasan Asia Selatan antara lain India, Bangladesh, Sri Lanka, Bhutan, Maladewa hingga Nepal.
Bangladesh sendiri sudah mengundang Indonesia untuk ketiga kalinya namun baru bisa direalisasikan saat ini karena kebutuhan lawan tanding menjelang kualifikasi piala Asia 2023 yang tergabung dengan Kuwait, Yordania dan Nepal.
Uji coba ini bertajuk FIFA Match Day yang nantinya berpengaruh juga terhadap peringkat klasemen FIFA, jadi kemenangan sudah barang tentu harus didapatkan.
Timnas Bangladesh sebelumnya memberikan undangan kepada Indonesia untuk melakukan serangkaian uji coba menjelang laga kualifikasi Piala Asia.
Kemudian yang menjadi sorotan Kenapa Bangladesh kemudian akhirnya memilih Indonesia dan ternyata setelah kita telusuri Bangladesh memang sengaja memilih Indonesia karena Bangladesh satu grup dengan Malaysia.
Dianggapnya bahwa Indonesia ini punya kesamaan karakter dalam hal sistem sepakbolanya dengan Malaysia.
Jadi mereka ingin laga ujicoba ini mendekati lawan yang sesungguhnya. Selain itu sejarahnya dari sepakbola Bangladesh mengenai pemain-pemainnya di Bangladesh tak terlalu diketahui.
Karena perlu diketahui olahraga favorit di sana adalah Kriket sama halnya dengan di Pakistan dan India yang tak terlalu suka sepakbola.
Baca Juga: Link Live Streaming Finalissima 2022: Duel Seru Italia Vs Argentina, Jangan Sampai Terlewatkan!
Di Bangladesh sendiri ada salah satu pemain naturalisasi bernama Elita Kingsley berasal dari Nigeria yang kini jadi warga negara Bangladesh.
Dia juga bermain di Liga Bangladesh dan beberapa kali menjadi top scorer dan kali ini apakah dia akan dibawa atau tidak belum ada kepastian.
Sebagai striker kemudian ternyata ada juga kompatriotnya Elkan Baggott yang berasal dari Bangladesh di Ipswich bernama Yusuf Zulkarnain Haque.
Bangladesh diisi beberapa pemain-pemain yang punya reputasi dan punya pengalaman yang membuat kita jangan lagi menganggap remeh walau secara ranking Bangladesh ada di 188 dan Indonesia di 159.
Tapi jika ranking sudah kurang dari 200 makan boleh dibilang mereka sudah mapan dalam hal pengelolaan dan sistem sepakbolanya membuat kita harus waspada.
Bangladesh ini memang saat ini boleh dibilang belum memperlihatkan kekuatan yang bisa kita analisa lebih tajam karena kekuatan di Asia Selatan sendiri juga akan masih jadi misteri.
Paling tidak kalau kita melihat memetakan kekuatan di Asia Selatan itu memang India lah yang masih dominan apalagi India sendiri sejak tahun 2010.
Liganya dengan Indian Super League sudah menunjukkan grafik peningkatan dan sudah ada konsentrasi untuk meningkatkan kualitas sepakbola.
Tercatat yang lebih maju sepak bolanya di Asia Selatan hanyalah India yang kini mengadaptasi Liga China dengan seringkali mendatangkan pemain bintang Eropa salah satunya Del Piero.
Baca Juga: Link Live Streaming Finalissima 2022: Duel Seru Italia Vs Argentina, Jangan Sampai Terlewatkan!
Dilatih oleh pelatih asal Spanyol yaitu Javier Cabrera membuat mereka diperkirakan mengadaptasi permainan tiki taka khas Spanyol dengan peran pernah melatih tim junior Alaves di La Liga.
Walaupun dengan mayoritas pemain lokal dan beberapa berlaga di Liga tetangga membuat permainan mereka sulit untuk dibaca.
Namun kiblat sepakbola Asia Selatan tak jauh dari gaya permainan India yang sebagai penguasa kawasan tersebut di sepakbola.***