7 Klub Kuda Hitam Eropa yang Pernah Bikin Kejutan di Liga Champions, Kehebatannya Kini Tinggal Sejarah

- 28 Mei 2022, 05:25 WIB
AS Monaco pernah tampil mengejutkan sebagai kuda hitam di Liga Champions 2003/2004
AS Monaco pernah tampil mengejutkan sebagai kuda hitam di Liga Champions 2003/2004 /twitter/@ChampionsLeague/

JURNAL SOREANG - Liga Champions merupakan kompetisi paling bergengsi di Eropa bahkan beberapa menganggap lebih baik ketimbang turnamen Piala Dunia.

Liga Champions Eropa menjadi kompetisi elit dengan perputaran uang yang besar karena di dalamnya terdapat ratusan pemain bintang dari berbagai benua.

Namun, Liga Champions tak selamanya menjadi milik klub-klub elit nan kaya, sebab kompetisi ini pun pernah memiliki tim kejutan atau kuda hitam dalam sejarahnya.

Baca Juga: SERU! Liverpool dan Real Madrid Tampil Full Team di Final Liga Champions 2022, Ini Prediksi Line-Up

Berikut ini adalah 7 klub kuda hitam Eropa yang pernah bikin heboh Liga Champions karena kejutannya, tapi sayangnya kekuatan mereka di panggung Eropa kini tinggal sejarah.

1. AS Monaco
Siapa yang tak terkejut dengan sepak terjang sensasional klub Perancis ini di Liga Champions musim 2003/2004?

Sejumlah klub top seperti Real Madrid dan Chelsea bahkan dipaksa mundur untuk memuluskan langkah tim kuda hitam ini lolos ke partai final.

Baca Juga: Update Transfer Liga 2, Berhasil Boyong Eks Persib dan Persija, Persikab Kini Kembali Umumkan 4 Pemain Baru

Lolosnya Monaco ke laga pamungkas final Liga Champions musim itu juga jadi sejarah baru bagi tim yang saat itu dilatih oleh Didier Deschamps.

Sayangnya di partai final menghadapi sesama kuda hitam, Porto, mereka kalah telak 0-3.

Meski begitu, kegemilangan Monaco musim 2003/2004 kemudian melahirkan bintang-bintang ternama seperti Patrice Evra, Ludovic Giuly, dan Emmanuel Adebayor di samping nama-nama senior seperti Fernando Morientes dan Dado Prso.

Baca Juga: Resmi! Bukan Raffi Ahmad, Ini Pengusaha Asal Indonesia yang Membeli Sebagian Saham Lecce, Klub Serie A Italia

Nahas, 7 musim setelah itu, Monaco terdegradasi dari Liga Utama Perancis akibat ketidakstabilan tim menjaga kesehatan finansial yang berdampak kepada kualitas pemain dan permainan.

2. Deportivo La Coruna
Saat kebanyakan orang hanya mengenal Real Madrid dan Barcelona sebagai penguasa Spanyol, La Liga 2000/2001 pernah menghasilkan kejutan dengan Deportivo La Coruna sebagai juaranya.

Anak asuh Javier Irrureta tersebut bahkan dua kali mencapai perempat final Liga Champions pada periode itu di musim 2000/2001 dan 2001/2002.

Baca Juga: 13 Rekor Lionel Messi yang Sulit Dipecahkan Ronaldo, Bintang Argentina di Piala Dunia

Sejumlah pemain yang akhirnya semakin dikenal seperti Roy Makaay, Diego Tristan hingga Walter Pandiani ini pun sanggup melangkah sampai babak semifinal Liga Champions 2003/2004.

Sayang, siring tak tertandinginya Madrid-Barca di era 2010-an, Deportivo nyaris lenyap dari popularitas.

Klub yang bermarkas di Estadio Riazor itu bahkan mengalami kebangkrutan tahun 2013 yang mengakibatkan mereka kini hanya jadi klub papan tengah La Liga.

Baca Juga: UIN Sunan Gunung Djati Tuan Rumah Pekan Seni dan Olah Raga (PESONA) I Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri (PTKN)

3. Oympique Lyon
Sebelum adanya kekuatan PSG, Liga Perancis terlebih dulu diwakili Lyon di pentas Eropa pada periode 2000 hingga 2010-an.

Lyon yang memang mendominasi Ligue 1 saat kurun waktu tersebut, juga mampu menjadi kuda hitam di panggung Liga Champions.

Bersama Juninho Pernambucano, Lyon tiga kali berturut-turut melangkah sampai babak perempatfinal dari 2003/2004.

Baca Juga: Piala Dunia 2022 Qatar, 5 Pemain ini Dipredisikan akan Menjadi Favorit Golden Boot, Tak Ada Lionel Messi

Lyon bahkan mencapai semifinal Liga Champions 2009/2010, satu musim usai ditinggal Karim Benzema.

Sayangnya, seiring dominasi PSG yang tak henti-hentinya belanja pemain bintang, meredupkan nama Lyon sebagai salah satu tim yang bernah bersinar di ajang Eropa.

4. Valencia
Dua kali mencapai final, dua kali Valencia harus puas hanya menjadi runner-up Liga Champions musim 1999/2000 dan 2000/2001.

Baca Juga: Resmi! Skuad Timnas Belanda di Nations League: Mantan Striker Tottenham Vincent Janssen Main Lagi

Valencia era kepaltihan Hector Cuper itu memang begitu superior bersama bintang-bintang pada masanya seperti Gaizka Mendieta, Santiago Canizares, Pablo Aimar, hingga John Carew.

Sayangnya, Valencia yang kerap menghasilkan bibit-bibit pemain top ini semakin kehilangan pamornya, baik di La Liga apalagi Liga Champions.

Masalah finansial, pergantian kepemilikan, hingga sering dicomotnya para pemain muda mereka membuat klub berlogo kelelawar ini sudah kehilangan status tim hebat.

Baca Juga: Jamie Carragher Yakin Liverpool akan Kalahkan Real Madrid, tapi Gary Neville tidak Setuju, Ini Alasannya

5. Bayer Leverkusen
Bicara final Liga Champions musim 2001/2002, mungkin yang identik lebih diingat adalah gol tendangan volly Zinedine Zidane.

Akan tetapi, satu yang sering luput dari ingatan adalah perjalanan Bayer Leverkusen pada musim itu.

Leverkusen yang mesikipun kalah di final kala itu, sukses mengisi wakil Bundesliga ketika Bayern Munchen di musim itu yang juga sebagai juara bertahan, tersingkir di perempatfinal.

Baca Juga: Julian Alvarez Stiker Baru Manchester City, Tandem Erling Haaland, Bintang Muda Argentina di Piala Dunia

Leverkusen kala itu juga menghasilkan sejumlah pemain top seperti Michele Ballack, Lucio, Ze Roberto, hingga Dimitar Berbatov.

6. Leeds United
Sebelum klub-klub Inggris mencapai kejayaan dan popularitasnya di di pertengahan 2000 hingga sekarang, Leeds pernah lebih dulu melakukan hal itu.

Diperkuat pemain-pemain seperti Mark Viduka, Harry Keewel, hingga Alan Smith, Leeds pernah menjadi tim kuat baik di Liga Inggris maupun Liga Champions.

Baca Juga: Mengenal Son Heung Min Bintang Korea Selatan di Piala Dunia, Pemain Asia Pertama Top Skor Premier League

Musim 2000/2001 mereka selangkah lagi mencapai final andai tidak kalah dari Valencia. Lebih jauh lagi, dalam sejarahnya mereka pernah mencapai final di Liga Champions 1974/1975.

Nahasnya, kini Leeds sudah benar-benar tidak ternasuk lagi ke dalam jajaran top elit Liga Inggris.

Kebangkrutan pada 2004 menjadi awal hancurnya prestasi Leeds yang kemudian harus lama mendekam di divisi 2 setelah terdegradasi.

Baca Juga: Reaksi Penyerang Liverpool Mohamed Salah Pada Son Heung Min Usai Sama-sama Jadi Top Skor Premier League

7. Villareal
Tim berjuluk Kapal Kuning tersebut memiliki cukup banyak sejarah manis di Liga Champions kendati belum berhasil sampai di partai final.

Villarreal dua kali sanggup mencapai babak semifinal seperti musim 2021/2022 ini yang di antaranya sukses menundukan tim-tim kuat seperti Juventus dan Bayern Muenchen.

Seblumnya pada 2005/2006 juga lebih dulu merangkai langkah serupa dengan berhasil mengalahkan Inter Milan di perempat final.
***

Editor: Wildan Apriadi

Sumber: Transfermarkt


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah