Network
JURNAL SOREANG - Sekarang terlihat tidak terhindarkan bahwa Kylian Mbappe akan bertukar tim di musim panas, meninggalkan ibu kota Prancis ke Spanyol, dan jersey putih Real Madrid.
Yang paling luar biasa dari semuanya adalah pergantian peristiwa yang membuat Mbappe menandatangani dengan jumlah sembilan digit, namun akan meninggalkan PSG dengan status bebas transfer.
Mengapa Mbappe meninggalkan PSG?
Bagaimana bisa begitu salah di Paris? Menanggapi musim liga yang mengecewakan di 2016/17, klub ibu kota mengeluarkan Neymar Jr. dari Barcelona, sambil meminjamkan Mbappe dengan kesepakatan untuk menjadikan kesepakatan itu permanen pada musim panas berikutnya.
Ini seharusnya menjadi pernyataan niat, sebuah pengumuman bahwa PSG bergabung dengan kelas berat kontinental. Sementara Les Rouge-et-Bleu tentu saja kelas berat domestik, mereka tidak pernah memulai untuk menjadi super-super sejati.
Baca Juga: Wow Keren! Gol Terindah Ronaldo yang Belum Pernah Dilakukan Lionel Messi
PSG memiliki tren naik sejak Unai Emery digantikan oleh Thomas Tuchel, dan kemudian Mauricio Pochettino. Mereka membuat semifinal Liga Champions, dan selesai sebagai runner-up pada tahun 2020, tetapi juri masih kalah dari PSG di level tertinggi.
Pertanyaan telah diajukan atas pengambilan keputusan di klub, dengan hubungan sutradara Leonardo dengan Tuchel yang terkenal tidak harmonis. Perasaan umum bahwa PSG adalah skuad individu, bukan tim, telah lazim, dengan kekhawatiran seputar standar profesionalisme tidak akan hilang.
Mengesampingkan gosip, efek dari kebijakan rekrutmen yang berfokus pada bintang terlihat jelas di lapangan seperti dikutip Jurnal Soreang dari sportingnews.con.
