Sejauh ini keuntungan FIFA tersebut hanya berasal dari penjualan tiket dan hak siar dan itu dalam empat tahun sekali.
Sementara tiga tahun lainnya, FIFA boleh dibilang sebatas mendapat uang receh, Itu berbeda dengan UEFA yang seolah memiliki kompetisi yang tak pernah libur.
Maka dari itu, bisa dilihat jika FIFA menginginkan keuntungan lebih banyak, dengan menggelar Piala Dunia dua tahun sekali.
Hal tersebut berarti FIFA tak perlu menunggu empat tahun untuk menghitung finansialnya sambil tersenyum.
Satu hal yang menarik bahwa hal ini dirumorkan ada campur tangan Arab Saudi.
Pasalnya, memang negara-negara Timur Tengah sedang berlomba-lomba menguasai sepak bola. Arab Saudi sendiri seolah tak mau kalah dari Qatar dan UEA.
Beberapa tahun belakangan, muncul gelagat kalau Arab Saudi adalah sekutu kental FIFA. Arab Saudi diduga telah berperan penting dalam menghidupi operasional FIFA.
Hal tersebut, mungkin saja diterimanya proposal dari Arab Saudi dengan enteng merupakan bentuk balas budi FIFA.