Network
JURNAL SOREANG - Kegagalan Persipura Jayapura untuk bertahan di Liga 1 saat ini menyeret nama Persib Bandung di dalamnya.
Mereka berdalih Persib Bandung serta Persija Jakarta memainkan sepakbola gajah saat laga terakhirnya.
Dimana Persib Bandung harus puas bermain imbang 1-1 dengan Barito Putera, sementara Persija Jakarta harus menelan kekalahan dari PSS Sleman.
Saat itu di pekan ke-34 PSS Sleman berhasil mengalah Persija Jakarta dengan skor 3-0 dan memastikan diri akan kembali mentas di kasta tertinggi Liga Indonesia.
Sementara itu Persipura Jayapura juga berhasil membantai Persik Kediri dan menang dengan skor 3-0.
Hal ini menjadi tamparan keras bagi Persipura Jayapura yang sedang berjuang di laga akhir.
Karena walaupun sudah menang namun mereka dipastikan turun kasta ke Liga 2 karena kalah produktivitas gol dari Barito Putera.
Mereka menyalahkan Persib dan menuduh Maung Bandung bermain mata saat lawan Barito Putera sehingga hanya bermain imbang dengan klub asal Kalimantan tersebut.
Bahkan pertandingan itu sampai dilaporkan oleh seorang pengacara, dan secara resmi manajemen Persipura juga menyurati PSSI terkait hal ini.
Banyak pro kontra yang terjadi dalam peristiwa ini, namun yang jelas dalam hal ini kita harus menyikapi semua dengan kepala dingin.
Salah satu pemain yang berkomentar atas hal ini adalah pemain berdarah Papua yang dahulu pernah membela Persib Bandung yautu Yanto Basna.
Dia mengungkapkan tanggapannya lewat akun media sosialnya terkait tim sepakbola tanah kelahirannya harus turun kasta ke Liga 2.
Hal ini sekaligus menjadi kepunahan tim asal Papua di Liga 1 yang musim depan tanpa satu wakil pun.
Basna berkomentar bahwa pihak manajemen seperti mencari kambing hitam atas kegagalan mereka.
"Om paling tra suka kalo tim su degradasi baru manajemen cari kambing hitam," tulisnya.
Baca Juga: Jadwal Layanan Mobil SIM Keliling Kota Bandung 11 April - 17 April 2022
Dirinya tidak menyoroti terkait sepakbola gajah yang entah benar atau tidak ada main mata satu sama lain.
Yanto Basna hanya mengungkapkan kekesalannya pada manajemen karena kesalahan dan keburukan mereka dalam mengelola tim di tutupi dengan mengkambing hitamkan pertandingan terakhir.
"Terlepas dari sepakbola gajah dan lain - lain. Tetapi jangan mengkambing hitamkan
pertandingan terakhir supaya menutupi kamu punya kesalahan, keburukan, dan
ketidakmampuan dalam mengelola tim merah hitam," tambahnya.
Terakhir dia berujar bahwa degradasi atau tidaknya Persipura bukanlah bergantung pada sebuah partai, namun dari kemampuan mengelola dari manajemen.
Yanto Basna mengatakan bahwa dampak semua ini bergantung pada kemampuan internal bukan hasil dari satu pertandingan.
Tolak ukur dari semua ini tidak bisa dilihat dari satu pertandingan akhir, namun apa yang dilakukan manajemen di 33 pertandingan sebelumnya lah yang seharusnya disikapi.
"Degradasi sebenarnya hanyalah dampak dari mana ko lihat? Dari sudut mananya? (hastag justlirik) Haha," pungkas dalam tulisannya.
Diketahui Yanto Basna pernah bermain di Persib Bandung pada tahun 2016 dan mencicipi 17 kali penampilan bersama Persib Bandung.
Kini dirinya belum memiliki klub baru karena seringkali dibekap cedera yang berkepanjangan.
Pernah bermain di klub Thailand selama beberapa musim, dan merupakan jebolan Persib Bandung Muda membuat Yanto Basna tak asing lagi dengan kota Bandung.
Uniknya dirinya belum pernah membela tanah kelahirannya, baik Persipura ataupun tim Papua lainnya.
Tercatat dirinya hanya pernah membela Sriwijaya FC dan Mitra Kukar, selebihnya dirinya bermain di 3 tim Thailand yang berbeda.***
