Final Piala Rumania 1988, Pertandingan Sepakbola Paling Memusingkan Sepanjang Masa. Ini Alasannya

- 17 November 2021, 17:21 WIB
Derbi Bucuresti antara Steaua dan Dinamo, rivalitas terpanas di Rumania/instagram - @ultras_hades
Derbi Bucuresti antara Steaua dan Dinamo, rivalitas terpanas di Rumania/instagram - @ultras_hades /

JURNAL SOREANG – Kalau di Italia ada Derbi  Milan, Rumania punya Derbi Bucuresti yang tak kalah panas dan abadi, antara Steaua Bucuresti lawan Dinamo Bucuresti.

Dua klub yang sama-sama menjadi pengoleksi gelar terbanyak se-Rumania ini, harus berhadapan di Final Piala Rumania tahun 1988.

Sebelum final tersebut, Steaua sedang dalam performa luar biasa dengan rekor 60 pertandingan tak terkalahkan.

Baca Juga: Fatal! Inilah 7 Kesalahan Dalam Berwudhu yang Dapat Membuat Sholat Tidak Sah

Wajar jika kemudian Steaua tak ingin kalah di final Piala Rumania 1988, apalagi melawan rival terbesar.

Pertandingan final Piala Rumania 1988 itu diselenggarakan di Stadiunul August 23, Bucharest, ibu kota Rumania.

Laga itu berakhir dengan aneh. Para pemain serta staf Steaua tiba-tiba melakukan walkout menjelang akhir pertandingan saat kedudukan masih 1-1 kerena merasa dirugikan keputusan wasit.

Baca Juga: Waduh, Saat Proses Renovasi Malah Bangunan SMA 96 Jakarta Roboh, Sejumlah Pekerja Alami Luka Berat

Penyebabnya bermula ketika wasit menganulir gol pemain Steaua, Gabi Balint, pada babak perpanjangan waktu karena dianggap offside.

Dilaporkan jika salah satu pendukung mereka, Valentin Ceausescu, adalah orang yang pertama kali melakukan provokasi agar para pemain dan staf kesebelasan protes.

Valentin adalah putra Nicolae Ceausescu, diktator terkenal Rumania saat itu. Tak heran suaranya didengarkan oleh para pemain dan staf Steaua.

Baca Juga: Menakjubkan! Hampir Tidak Ada Kasus Perceraian di Desa Biertan Rumania, Ternyata Ini Alasannya

Di satu sisi, wasit yang merasa tak dihargai kemudian meniup peluit panjang dan menyatakan Dinamo sebagai pemenangnya dan menjadi juara Piala Rumania 1988.

Drama berlanjut. Pada keesokan harinya, pemerintah melalui diktator Nicolae Ceausescu melakukan intervensi. Mereka menyatakan gol Balint seharusnya sah.

Dengan keputusan pemerintah Rumania itu, Piala Rumania akhirnya diberikan kepada Steaua.

Baca Juga: Keren Sekaligus Inspirasi, Inilah Desa Biertan Rumania Yang Memiliki Tradisi Unik

Dua tahun setelah kejadian final itu, rezim diktator Ceausescu berakhir. Steaua yang merasa mereka juara dengan dibantu diktator merasa malu, kemudian berniat menyerahkan trofi dan gelar juara kepada Dinamo, sang rival.

Selesai? Tidak. Pihak Dinamo ternyata menolak “niat baik” Steaua. Mereka menolak gelar juara Piala Rumania 1988 itu.

Keterlibatan diktator itulah yang akhirnya memusingkan. Bahkan pemenang final Piala Rumania 1988 masih jadi tanda tanya sampai sekarang. Antara Steaua, Dinamo, atau tidak ada.

***

Editor: Sam

Sumber: Fourfourtwo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah