JURNAL SOREANG - Prestasi lifter asal Cimaung, Kabupaten Bandung Windy Cantika Aisah, yang meraih medali pertama bagi Indonesia dari cabor angkat besi Olimpiade Tokyo 2020, sangat membanggakan segenap rakyat Indonesia.
Namun siapa sangka dibalik kesuksesan itu, gadis berusia 19 tahun yang akrab disapa Cantika itu, pernah mengalami kejadian yang membuatnya hampir putus asa, yaitu dipulangkan dari pelatnas angkat besi Indonesia dan gagal mengikuti event internasional pertamanya pada 2019 lalu.
Hal itu dikisahkab oleh pembina Persatuan Angkat Besi Seluruh Indonesia (PABSI) Kabupaten Bandung, Maman Suryaman, yang boleg dibilang menjadi sosok yang pertama kali menemukan dan memoles bakat Cantika sebagai atlet angkat besi.
Maman tak menampik jika semangat dan dorongan ibunda Cantika, Siti Aisah yang juga mantan lifter nasional berprestasi, menurun dan menjadi modal awal yang besar bagi Cantika.
"Namun saya juga melihat ada kegigihan, kerja keras dan keuletan dari Cantika yang lebih dari ibunya sendiri. Keuletan yang sama ketika saya melihat sosok Sri Wahyuni ketika pertama kali berlatih sampai meraih medali perak Olimpiade Rio Dejaneiro 2016," tutur Maman saat dihubungi, Sabtu, 24 Juli 2021.
Oleh karena itu sejak awal menangani Cantika pada lima tahun silam, Maman yakin sepenuhnya bahwa gadis belia itu tak akan butuh waktu lama untuk masuk pelatnas angkat besi dan mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional.
Benar saja, setelah dibina di Pusat Pendidikan dan Latihan olahdaga Pelajar (PPLP) Jawa Barat, Windy langsung meraih medali emas angkat besi di Pekan Olahraga Pelajar Nasional (Popnas) 2017.