JURNAL SOREANG - Manchester United mulai menunjukkan tanda kebangkitan pada laga melawan Luton Town di pekan kedelapan Premier League dengan skor 2 :1. Meski hanya menang melawan tim yang kurang diperhitungkan, sebagai fans Manchester United hal ini masih kurang memuaskan mengingat performa Manchester United pada awal musim 2023/24 yang kurang oke.
Faktor banyaknya pemain inti yang mengalami cedera merupakan sekian dari permasalahan Setan Merah yang berpengaruh pada start tim yang berjuluk Setan Merah itu.
Saat ini, beberapa pemain inti sudah kembali bermain dan menunjukkan performanya, contohnya Sofyan Amrabat. Yang menjadi pertanyaan bagi fans Manchester United adalah apakah mereka bisa membawa tim kesayangannya kembali ke papan atas Premier League musim ini? Apa strategi Erik ten Hag untuk mengembalikan tim ke papan atas?
Baca Juga: Masyarakat Riau Segera Simak! Daftar Dapil serta Alokasi Kursi DPR RI Provinsi Riau Resmi KPU
Dikutip Jurnal Soreang dari cuitan akun Twitter X Medios Espacios @MediosEspacios yang diposting pada 8 Oktober 2023, meski Rasmus Højlund tampill memukau dengan cetak dua gol melawan tim kuda hitam asal Turki, Galatasaray, tampil harus dirusak oleh lini bertahannya yang harus kebobolan tiga gol.
Tercatat, sudah 19 gol yang dicetak oleh tim lawan ke gawang Manchester United di musim ini. Tak hanya blunder dari Andre Onana, kebobolan tim Setan Merah juga terjadi karena tim lawan yang memanfaatkan ruang antar pemain bertahan dan gelandang. Saat melawan Brentford pada Sabtu, 7 Oktober 2023 malam waktu Indonesia Barat, kesalahan itu menyelesaikan cover oleh Scoot McTominay yang berhasil mencetak gol di menit-menit akhir jelang laga usai.
Legenda Manchester United, Roy Keane dalam wawancara dengan Sky Sports menyebut jika enam pemain di lini depan tidak menghasilkan hasil apapun kepada tim.
Padahal pemain muda tampil Manchester United yang bermain di ajang Carabao Cup saat melawan Crystal Palace enerjik dan rajin merebut bola dari lawan.
Baca Juga: Lagi Bagus Penampilannya di Liga 1! 5 Pemain ini Tidak Dipanggil untuk Timnas Indonesia
Ten Hag pernah menyebut jika tim meminjam Sofyan Amrabat agar membantu peran dari Casemiro. Tak seperti pelatih tim Big Six yang menggunakan bek kiri atau kanan untuk membantu lini bertahan di daerah center, justru mantan pelatih Ajax Amsterdam itu menggunakan Amrabat yang merupakan gelandang pivot untuk transisi menyerang untuk bertahan saat diserang tim lawan.
Bila kita melihat seorang gelandang yang bermain sebagai bek sayap, salah satu contohnya adalah Eduardo Camavinga di Real Madrid dan Bernardo Silva untuk Manchester City.
Hal semacam itu cukup sering dilakukan Pep Guardiola saat di Bayern Munich dan Manchester City. Dengan Manchester United yang saat ini bermain proaktif akan lebih banyak menguasai bola.
Oleh karena itu, tidak salah Erik ten Hag memainkan pemain asal Maroko itu di belakang. Hal ini karena Amrabat banyak menguasai bola untuk mengalirkan bola dan sesekali membantu lini bertahan ketika transisi menyerang untuk bertahan.
Tak hanya itu, Erik ten Hag juga pernah memasang pemain asal Maroko Itu sebagai bek sayap.
Amrabat yang dipinjamkan dari Fiorentina itu adalah kepingan terakhir dari strategi Erik ten Hag untuk membuat Setan Merah yang proaktif.
Baca Juga: Rekomendasi 4 Coffee Shop di Tebet, Dijamin Bikin Nagih Buat Kembali, Pecinta Kopi Wajib Coba!
Dalam Piala Dunia 2022 atau Piala Dunia 2022 yang lalu, Amrabat mencatatkan kepemilikan kembali sebanyak 57 dan melakukan 26 pemulihan.
Angka tersebut menunjukkan kemampuannya dalam menutup celah dan membantu tim untuk bertahan.
Di empat laga terakhir bersama Manchester United, tiga laga ia mainkan sebagai bek kiri dan satu laga di posisi gelandang bertahan.
Saat pemain, gelandang berusia 27 tahun itu bisa menguasai sebagian area dimana posisinya dimainkan.***