Perjalanan Karier Cemerlang Andre Villas-Boas Dari Ikut Jose Mourinho Hingga Takaburnya Menjatuhkannya

11 Juli 2023, 17:07 WIB
Andre Villas-Boas /Twitter @COYS_com

 

JURNAL SOREANG - Pada awal 2010-an, dunia sepak bola Eropa dikejutkan dengan pelatih asal Portugal, Andre Villas-Boas. Di musim pertamanya melatih FC Porto, ia bisa membawa FC Porto invincibles di Liga Portugal dan treble winner di usia yang sangat muda untuk ukuran pelatih. Yaitu 33 tahun 213 hari. Di umur itu juga, ia mencetak rekor sebagai pelatih termuda yang dapat membawa tim mendapatkan UEFA Europa League. Bagaimana bisa di umur segitu bisa meraih pencapaian yang jarang dilakukan?

Dikutip Jurnal Soreang dari channel YouTube Starting Eleven Nostalgia, bakat Andre Villas-Boas menjadi pelatih sepak bola sudah diasah sejak remaja.

Pelatih sepak bola asal Portugal ini belum pernah menjadi pemain sepak bola. Ia langsung terjun ke dunia kepelatihan sejak remaja. Keinginan menjadi pelatih sudah diimpikan sejak kecil. Bakat AVB (Andre Villas-Boas) masig muda adalah menjadi pengamat sepak bola, bukan pemain sepak bola.

Baca Juga: 10 Ucapan Selamat Hari Pajak Nasional 2023, dapat Memotivasi dan Cocok Untuk Caption Media Sosial

Saat remaja, ia sering hadir di pertandingan FC Porto kalau FC Porto sedang menjadi tuan rumah. Berbeda dengan anak muda pada umumnya, ia mengamati setiap pertandingan FC Porto. Hal ini yabg mengasah kemampuan membaca permainan dan statistik lapangan. Kebetulan juga, AVB tinggal di komplek perumahan yang sama dengan pelatih FC Porto saat itu, Sir Bobby Robson.

Karena itu, ia sering menulis surat ke Sir Bobby Robson yang berisi kritik dan komentar soal taktik yang digunakan legenda sepak bola Inggris itu. Setelah menulisnya, ia menaruh suratnya dengan cara diselipkan dibawah pintu depan rumah Bobby Robson.

Sampai suatu hari, ia bertemu dengan Sir Bobby Robson di halaman apartmen yang satu komplek perumahan tempat keduanya tinggal. Awalnya, pelatih yang pensiun karier kepelatihan sepak bola di Newcastle United ini terkejut dengan pengakuan AVB yang sering mengirimkan surat berisi kritik dan komentarnya karena masih berusia 16 tahun. Namun pandangannya berbeda ketika mendengar cara bicara dan pemilihan katanya. Disitu, Bobby Robson langsung menemukan bakat AVB remaja dan ingin membantu AVB untuk menjadi pelatih sepak bola.

Bobby mendaftarkan AVB yang masih muda untuk mendapatkan lisensi kepelatihan. Berkat bekingannya, jalan AVB untuk mendapatkan lisensi kepelatihan berjalan mulus. Tidak hanya itu, Bobby juga membantu AVB untuk magang menjadi analis pertandingan di beberapa tim Eropa.

Baca Juga: Curhat Tetangga Tak Punya Adab, Sengaja Stel Musik Kencang Bagaimana Pandangan Hukumnya?

Setelah AVB mendapatkan Lisensi C UEFA dan memiliki pengalaman yabg cukup, Sir Bobby Robson mengangkatnya sebagai asisten pelatih. Bobby Robson memasukkan AVB di bagian departemen analisis dan mengenalkan Jose Mourinho sebagai asisten dan penerjemahnya. Dari situlah AVB dan Jose Mourinho mulai bersahabat.

Berkat kejeniusan keduanya, Sir Bobby Robson membawa juara Liga Portugal dua kali berturut-turut si 1994/95 dan 1995/96. Setelah pencapaian itu, ia pindah ke FC Barcelona untuk mencari tantangan baru sebelum ia pensiun di Newcastle United pada 2004. Tentu merasa sedih dengan perpisahan ini, jika bukan karena mantan pemain Fulham dan Wesr Bromwich Albion, ia tidak akan pernah meraih mimpinya untuk terjun ke dunia kepelatihan sepak bola.

Ia menjadi analis pertandingan FC Porto hingga 1999. Lalu ia menjadi direktur teknis timnas Kepulauan Virgin. Kariernya tidak bertahan lama karena dapat tawaran melatih tim FC Porto U-19. Di 2002, FC Porto mengangkat Jose Mourinho sebagai pelatihnya. Mourinho membutuhkan AVB untuk mendampinginya. Jadi, Mou mengangkatnya sebagai asisten pelatih.

Karena ia memiliki analisis yang hebat, ia ditempatkan di departemen observasi oposisi yang bettugas untuk memantau taktik pelatih dan analisa pemain tim lawan. Lalu Jose Mourinho membawa FC Porto mendapatkan UEFA Champions League pada musim 2003/04 yang membawanya terkenal di Eropa. The Special One, jukukan Jose Mourinho setelahnya melatih Chelsea dan Inter Milan. Selama di dua tim itu, AVB pasti dibawa oleh The Special One dan diangkat menjadi asisten pelatih.

Baca Juga: Optimalkan Pelayanan! Perumda Tirta Raharja Luncurkan Aplikasi TiraQu, Berikut Harapan Kang DS

Di 2009, AVB mendapatkan lisensi penuh dan mendapatkan tawaran melatih dari tim kecil dari Portugal, Academica Coimbra. Meski merupakan tim papan bawah di Liga Portugal, tetapi inilah kesempatannya untuk menjadi pelatih utama sepak bola. Walau direstui, tetapi Jise Mourinho merasa dikhianati AVB. Larena inilah mereka bermusuhan.

Walau begitu, petualangan AVB dimulai. Tugasnya hanya menghindari dari degradasi. Tetapi ia memberikan lebih. Memang ia membantu Academica Coimbra terhindar dari zona degradasi, tetapi ia juga membawa tim itu hingga semifinal piala Liga Portugal. Nama AVB semakin harum setelah diangkat FC Porto sebagai pelatih karena kalah saing dengan Sporting Lisbon saat itu. Ia kembali ke FC Porto pada 2010.

Pada musim pertamanya, ia menjual beberapa pemain yang tidak diperlukannya. Hasil penjualannya digunakan untuk membeli pemain berpotensi dengan harga murah. Contohnya James Rodriguez, Joao Moutinho, dan Nicolas Otamendi. AVB menggunakan formasi yang sama dengan Jose Mourinho, tapi gaya permainan mereka berdua berbeda. Mou, panggilan Jose Mourinho lebih fokus bertahan dan melakuakn serangan balik. Sedangkan AVB lebih menyerang dan berambisi mencetak gol.

Di musim perdana melatih FC Porto, ia melakukan invincibles yang pernah dilakukan oleh Arsene Wenger dan hanya tiga kali imbang. Bahkan ia memecahkan rekor Jose Mourinho yang pernah melatih FC Porto dengan 33 pertandingan tanpa kekalahan sama sekali. Ia membuat 36 pertandingan tanpa kekalahan. Selain itu, ia juga membawa tim asal kota Porto mendapat Piala Liga Eropa atau yang sekarang kita kenal dengan nama UEFA Europa League. Ini merupakan pelatih termuda yang dapat membawa tim mendapatkan gelar itu. Selain kedua piala itu, FC Porto juga mendapat Piala Liga Portugal yang melengkapi treble winner musim 2010/11.

Baca Juga: Gratis! Berikut 10 Link Download Twibbon Untuk Meriahkan Tahun Baru Islam 2023 1 Muharram 1445 H

Sebelum pencapaian itu, Mou sudah lebih dahulu mendapatkan gelar treble winner bersama Inter Milan pada musim 2009/10. Namun ia sadar bahwa masih butuh AVB untuk menukangi Real Madrid di musim 2010/11. Di musim pertama tanpa AVB, ia bisa membawa Real Madrid menjadi runner up La Liga dan kalah di semifinal UEFA Champions League musim 2010/11. Mou hanya bisa mengantarkan Real Madrid mendapatkan Copa del Rey. Melihat pencapaiannya, membuat AVB besar kepala. Bahkan dalam sebuah sambutan sesuai mendapatkan gelar pealtih terbaik di Poetugal, AVB berani menyindir seniornya. Ia mengaku jika Pep Guardiola adalah inspirasi terbesarnya. AVB hanya memuji Jose Mourinho seadanya dengan mengatakan bahwa Jose Mourinho yang mengenalkannya ke dunia sepak bola profesional.

Nama AVB makin naik saat reami menjadi pelatih Chelsea. Rencana Roman Abramovich, pemilik Chelsea saat itu sederhana. Biarkan sejarah manis terulang. Harapan AVB di Chelsea adalah lepas dari bayang-bayang Mourinho. Tetapi ia tidak bisa mengontrol pemain bintang yang memiliki egonya sendiri. Hal ini yang tidak didapatkan dari pendahulunya. Selain itu, ia tidak memiliki inovasi dalam melatih. Sehingga ia dipecat oleh Chelsea setelah membawa Chelsea ke peringkat lima Premier League di pekan ke-27. Lalu digantikan oleh Roberto di Matteo yang nantinya membawa Chelsea menjuarai UEFA Champions League untuk pertama kalinya.

Setelah itu, ia melatih Tottenham Hotspurs pada musim 2012/13. Di musim pertamanya, ia berjasa pada Gareth Bale dengan mengubah posisinya dari bek sayap menjadi penyerang sayap seperti yang kita kenal saat Bale di Real Madrid. Lalu ia dipecat di musim keduanya, tepatnya di Desember 2013. Setelah itu, ia tidak pernah mendapatkan tawaran melatih di liga top Eropa. ***

 

 

Ikuti terus dan share informasi Anda di media sosial Google News Jurnal SoreangFB Page Jurnal SoreangYouTube Jurnal SoreangInstagram @jurnal.soreang, dan TikTok @jurnalsoreang

 

Editor: Josa Tambunan

Sumber: YouTube Starting Eleven

Tags

Terkini

Terpopuler