Seorang Aremania Menceritaka Bagaimana Kronologi Tragedi Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Begini Katanya

2 Oktober 2022, 18:57 WIB
Seorang Aremania Menceritaka Bagaimana Kronologi Tragedi Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Begini Katanya /@antarafoto

JURNAL SOREANG - Tragedi kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang pada laga Arema vs Persebaya yang memakan banyak korban  menjadi peristiwa kelam sepak bola tanah air.

Salah seorang aremania yang pada waktu itu menyaksikan pertandingan memeberikan kesaksiannya bagaimana tragedi kerusuhan di Stadion Kanjuruhan bisa terjadi.

Menurutnya, pertandingan tersebut berjalan dengan lancar dan aman hingga di akhir laga pertandingan yang diselnggarakan di Stadion Kanjuruhan, Malang.

Baca Juga: Jumlah Korban Tewas dalam Tragedi Arema FC VS Persebaya Jadi Terbanyak Nomor 2 di Dunia Melampai Hillsborough

Dirinya juga menjelaskan saat kick off pertandingan berjalan aman tanpa ada kericuhan sedikit pun hingga babak pertama selesai.

Ketika sedang jeda, ada sedikit kericuhan di tribun 12 dan 13, namun pihak kepolisan bisa mengamankan kericuhan tersebut.

Pada Babak ke-2 pun kondisi di Stadion Kanjuruhan masih terdali para penonton masih bisa menikmati pertanding yang berlangsung, dan ketika pertandingan berakir menurutnya kerusuhan baru dimulai.

Baca Juga: Presiden FIFA Angkat Bicara Soal Tragedi Kanjuruhan Malang, Berikut Pernyataannya

Kericuhan tersenut di picu karena ada 1 orang suporter yang dari arah tribun selatan nekat masuk dan mendekati sergio silva dan maringa, menurutnya supertor tersebut terlihat sedang memberikan motivasi dan kritik kepada pemain tersebut.

Aremania tersebut menjelaskan, setah itu mulai banyak penonton yang memasuki lapangan dan kondisi menjadi ricuh.

Selain itu banyak juga penonton yang melemparkan benda-benda ke arah lapangan sehingga suasana semakain tidak terkendali.

Dan para pemain pun akhirnya digiring masuk kedalam ruang ganti dengan kawalan ketat dari pihak kepolisian.

Baca Juga: IPW Minta Polisi Penjarakan Panitia Pertandingan Arema FC VS Persebaya Sebagai Penyebab Tragedi, ini Alasannya

Setelah pemain masuk, supporter semakin tidak terkendali dan semakin banyak yang masuk ke lapangan

Menurut Aremania tersebut pihak kepolisian melakukan berbagai cara untuk memukul mundur para supertor yang turun kelapangan dengan cara memukul dengan pentungan, dihantam dengan tameng. 

Ketika pihak polisi berhasil memukul mundur supporter di sisi selatan justru supporter dari sisi utara yang menyerang ke arah aparat.

Untuk menghentikan suporter pihak yang berwenanag pun menembakan beberapa kali gas air mata kepada penonton yang masuk kelapangan 

Baca Juga: Tragedi Kanjuruhan Malang Jadi Duka Sepak Bola Indonesia, Pelatih Persib Bandung Luis Milla Sampaikan Hal Ini

Kondisi dilapangan pun semakin tidak terkendali dan keos karena hujan lemparan berbagai benda dan juga gas air mata.

Menurutnya ada puluhan gas air mata sudah ditembakkan ke arah suporter, hingga di setiap sudut lapangan telah dikelilingi gas air mata.

Bahkan ada gas air Mata yang langsung ditembakkan ke arah tribun penonton, yaitu di tribun 10.

Para penonton yang panik karena gas air mata, semakin tidak terkendali di tribun, mereka pun berlarian mencari pintu keluar, tapi sayang pintu keluar sudah penuh sesak karena para penonton pun panik terkena gas air mata.

Baca Juga: Tragedi Kanjuruhan Malang Jadi Duka Sepak Bola Indonesia, Pelatih Persib Bandung Luis Milla Sampaikan Hal Ini

Bahkan banyak ibu-ibu, wanita, orang tua, dan anak anak kecil yang terlihat sesak tidak berdaya karena gas air mata yang ditembakan tersebut.

Diluar stadion pun banyak penonton yang terkapar dan pingsan karena efek terjebak di dalam stadion yang penuh gas air mata

Sekitar pukul 22.30  insiden pelemparan batu ke arah mobil aparat, dan pengeroyokan Supporter terhadap aparat terjadi, hingga akhirnya tembakan gas air mata pun terjadi kembli di luar stadion.

Kondisi luar stadion kanjuruhan sudah sangat mencekam, banyak supporter yang lemas bergelimpangan, teriakan dan tangisan wanita, ada juga penonton yang berlumuran darah, mobil hancur, kata-kata makian dan amarah, batu, batako, besi dan bambu berterbangan.

Baca Juga: IPW Minta Kapolri Cabut Izin Liga Satu Pasca Ratusan Meninggal Dunia dalam Kerusuhan di Stadion Kanjuhuran

Aremania tersebut mengaku bahwa tragedi kerusahan di Stadion Kanjuruhan adalah titik terendahnya selama menjadi suporter, dirinya juga mejelaskan jika kronologis yang diverikan yang dia alami sendiri.

"selama saya jadi supporter arema, Hari ini 1 Oktober 2022 adalah titik terendah saya menjadi seorang supporter, saya masih belum percaya menyaksikan saudara- saudara saya dengan kondisi seperti ini.

Tanpa mengurangi rasa respect saya kepada keluarga korban, Disini saya mencoba menjelaskan kronologi yang saya alami secara pribadi" pungkasnya.***

Editor: Yoga Mulyana

Sumber: Twiter

Tags

Terkini

Terpopuler