JURNAL SOREANG - Tragedi pertandingan yang menelan 127 orang tewas setelah laga Arema FC vs Persebaya Surabaya.
Peristiwa tragedi pertandingan Ini menjadi kejadian terbesar kedua dalam sejarah sepak bola di dunia.
Kasus tragedi pertandingan Dikutip dari Priceonomics, kasus terbesar ada di Peru pada 24 Mei 1964.
Ketika itu Estadion Nacional menggelar babak kualifikasi kedua Olimpiade Tokyo antara Peru vs Argentina.
Pertandingan berlangsung rusuh setelah wasit menganulir gol Timnas Peru. Berawal dari suporter masuk ke stadion dan memukul wasit, yang kemudian polisi secara brutal menghajar pria tersebut.
Kemudian disusul kerumunan suporter lainnya dan perkelahian pun terjadi yang berujung 328 lebih orang tewas.
Sebelum kasus Kanjuruhan terjadi, kasus di Afrika adalah yang memakan korban jiwa terbanyak kedua.
Insiden itu terjadi di Stadion Accra Sports, Kinbu Road, Accra, Ghana, pada 9 Mei 2001.
Pada saat itu penonton di Accra pada menonton pertandingan derby antara tuan rumah Hearts of Oak dengan sesama klub dari Accra, Asante Kotoko.
Baca Juga: Media Inggris Sorot Kericuhan di Kanjuruhan Malang Dalam Laga Arema FC vs Persebaya
Waktu itu tim tamu unggul 1-0, saat mendekati akhir pertandingan, lalu dibalas tuan rumah mencetak dua gol sehingga menang pada laga tersebut.
Memasuki lima menit terakhir, para pendukung Asante Kotoko yang frustrasi mulai menjebol kursi dari tribune.
Kemudian, penonton melemparkan bangku ke lapangan, Polisi menembakkan gas air mata ke tengah kerumunan.
Parahnya lagi, gerbang stadion terkunci sehingga mengakibatkan orang-orang tidak bisa keluar stadion 126 orang meninggal karena kekurangan oksigen.
Dari kejadian tersebut enam polisi didakwa atas pembunuhan. Pemerintah Ghana kemudian memberikan beasiswa khusus untuk anak-anak para korban.
Selanjutnya ada tragedi Accra di Hillsborough, 96 orang meninggal dalam laga Liverpool vs Nottingham Forest.***