Sejarah, Format, dan Tujuan UEFA Nations League, Kompetisi yang Sempat Dikecam Pelatih dan Pemain Top Eropa

4 Juni 2022, 16:07 WIB
Logo kompetisi UEFA Nations League /UEFA.com/

JURNAL SOREANG - Pada akhir tahun 2018, UEFA (Asosiasi Sepakbola Tertingg Eropa) memulai debut penyelenggaraan kompetisi baru antar negara Eropa dengan tajuk UEFA Nations League.

Kompetisi Nations League diikuti sejumlah Timnas senior dari seluruh Eropa yang menjadi bagian resmi dari UEFA.

UEFA Nations League diadakan dengan tujuan menghilangan pertandingan persahabatan antar negara dan diharapkan pertandingan di kompetisi ini menjadi lebih kompetitif.

Baca Juga: Lini Pertahanan Jadi Target Perombakan! Erik ten Hag Akan Pertanahkan Diogo Dalot di Manchester United

UEFA memandang, dengan adanya turnamen ini setiap tim Eropa bisa lebih mengembangkan potensi sepakbola yang ada di negaranya.

Awal mula tercetusnya ide Nations League bahkan telah diwacanakan sejak tahun 2013 silam sebagai kompetisi internasional tingkat ketiga setelah Piala Dunia dan Piala Eropa.

Gianni Infantino, Presiden FIFA yang dulu menjabat sebagai Sekjen UEFA dan terlibat dalam pengembangan ide Nations League ini pun punya tujuan yang cukup masuk akal.

Baca Juga: Serupa Tapi Tak Sama! Ternyata Ini Perbedaan UEFA Nations League dan Piala Eropa

Ia pernah menjelaskan bahwa adanya kompetisi Nations League akan membantu tim-tim kecil yang kurang populer untuk bisa ikut ke dalam persaingan.

Seperti diketahui, UEFA yang paling memiliki negara anggota, tentu banyak tim kecil yang sangat kesulitan bisa bermain di turnamen sekelas Piala Eropa, apalagi Piala Dunia.

Pun dari sisi finansial, tim-tim berperingkat rendah akan tetap menerima pemasukan dari kompetisi dari sektor kontrak hak siar televisi.

Baca Juga: Lionel Messi Bintang Argentina di Piala Dunia 2022 Qatar, Pelatih Pertama La Pulga Menangis Mengenang Hal Ini

Sayangnya, Nations League dari awal terbentuknya dan bahkan hingga sekarang, mendapat cukup banyak kecaman dari pelatih (khususnya pelatih klub) dan pemain top Eropa.

Pasalnya, Nations League yang digelar setelah kompetisi liga domestik klub berakhir, dianggap hanya akan menguras fisik para pemain.

Beberapa pemain bintang Eropa seperti Paul Pogba dan Kevin De Bruyne bahkan pernah terang-terangan atas ketidaksenangannya atas kompetisi ini.

Baca Juga: Makin Runyam! Model Penggemar Lionel Messi Curhat Pernah Digoda Gerard Pique di Belakang Shakira

Meski menuai protes yang cukup tinggi, UEFA tetap pada pendiriannya untuk membentuk kompetisi yang digelar dua tahun sekali ini.

Kompetisi yang berbentuk liga ini melibatkan 54 tim Eropa yang terbagi ke dalam 4 divisi atau liga, berdasarkan peringkat FIFA masing-masing Timnas.

Pembagiannya menjadi Liga A, Liga B, Liga C dan Liga D di mana masing masing Liga memiliki 16 tim yang dibagi ke dalam 4 grup lagi, kecuali Liga D yang hanya memiliki 7 tim dalam 2 grup.

Baca Juga: Gareth Bale Pertajam Lini Serang Skuad Wales untuk UEFA Nations League dan Kualifikasi Piala Dunia 2022

Nations League menerapkan format liga seperti pada umumnya, di mana aturan promosi-degradasi diberlakukan.

Pemenang dari empat grup di Liga A, akan bermain di babak semifinal Nations League, di mana setiap pemenangnya akan saling beradu di final dan yang kalah akan memperebutkan posisi ketiga.

Sementara, pemenang setiap grup di Liga B, C, dan D secara otomatis dipromosikan ke liga yang lebih tinggi berikutnya untuk turnamen berikutnya.

Baca Juga: Frankie De Jong Blak-blakan Lebih Suka Bermain di Timnas Belanda, Sindir Pelatih Barcelona Xavi Hernandez?

Setiap tim yang menempati posisi terakhir dalam grupnya di Liga A dan B secara otomatis degradasi ke liga yang lebih rendah.

Sejak mulai digelar pada tahun 2018, kompetisi ini sudah memiliki dua pemenang edisi, Timnas Portugal tahun 2019 dan Perancis pada 2021.
***

Editor: Wildan Apriadi

Sumber: Berbagai sumber

Tags

Terkini

Terpopuler