5 Hal yang Bikin Final Liga Champions Dianggap Lebih Baik dari Final Piala Dunia! Para Legenda Ikut Mengakui

28 Mei 2022, 05:05 WIB
Gol spektakuler Gareth Bale di Final Liga Champions 2017/2018 /twitter/@ChampionsLeague/

JURNAL SOREANG - Final Piala Dunia adalah ajang pertandingan sepakbola paling akbar, tetapi bagi sebagian orang, final Liga Champions Eropa justru lebih baik.

Mungkin final Piala Dunia dirasa speesial karena memiliki kebangggan tersendiri dan perhelatannya yang hanya digelar 4 tahun sekali ketimbang final Liga Champions yang ada setiap tahun.

Tapi final Liga Champions, juga memiliki banyak hal untuk disebut sebagai kompetisi yang lebih baik dari Piala Dunia, bahkan hal ini ikut diakui oleh beberapa legenda pelaku sepakbola.

Baca Juga: SERU! Liverpool dan Real Madrid Tampil Full Team di Final Liga Champions 2022, Ini Prediksi Line-Up

Berikut adalah lima hal yang mungkin menjadi alasan mengapa final Liga Champions dianggap lebih baik dari final Piala Dunia di mata sebagian orang.

1. Kompetisi lebih baik
Kualitas kompetisi Liga Champions dianggap lebih baik daripada turnamen Piala Dunia. Pelatih legendaris, Sir Alex Ferguson, dan mantan pemain Timnas Belanda, Wesley Sneijder bahkan mengakui pula hal ini, seperti dilansir Bleacher Report.

“Tapi ini turnamen terbaik bagi saya, turnamen yang fantastis, dan ini lebih baik dari Piala Dunia menurut saya,” ujar Fergie.

Baca Juga: Resmi! Bukan Raffi Ahmad, Ini Pengusaha Asal Indonesia yang Membeli Sebagian Saham Lecce, Klub Serie A Italia

Baca Juga: Jangan Sampai Diikuti Kylian Mbappe, para Bintang Piala Dunia Ini Karirnya Redup Saat Gabung Real Madrid

“Di Liga Champions, Anda mendapatkan beberapa pertandingan yang luar biasa. Babak penyisihan grup adalah sesuatu yang harus Anda lalui sebelum menjadi lebih menarik,” lanjut mantan pelatih Manchester United itu.

Pertandingan Piala Dunia cenderung membosankan (dengan pengecualian tentu saja), yang bisa jadi disebabkan karena pelatih dan pemain berada di bawah tekanan sehingga sering memilih untuk tidak mengambil risiko dengan cara bermain aman.

Baca Juga: 13 Rekor Lionel Messi yang Sulit Dipecahkan Ronaldo, Bintang Argentina di Piala Dunia

Liga Champions, dengan enam pertandingan penyisihan grup pembukaan, memungkinkan tim untuk bermain sepak bola yang luas.

Tekanan meningkat di babak sistem gugur, tetapi dengan format dua leg, tim tahu bahwa mereka dapat mengatasi satu atau dua kesalahan sehingga permaianan tetap berlangsung terbuka.

Hasilnya, dengan format kompetisi seperti itu biasanya gaya permainan tim-tim kontestan jadi jauh lebih menarik.

Baca Juga: UIN Sunan Gunung Djati Tuan Rumah Pekan Seni dan Olah Raga (PESONA) I Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri (PTKN)

2. Faktor tim kuda hitam
Hanya beberapa negara terpilih yang pernah memenangkan Piala Dunia. Selama bertahun-tahun, tim favorit umumnya bernasib sangat baik dan memang sering jadi pemenangnya.

Di Liga Champions, pemenangnya terkadang adalah klub yang kurang populer seperti Borussia Dortmund pada 1997 atau Marseille pada 1993.

Sementara di Piala Dunia, nyaris tak ada kuda hitam yang berhasil sampai menjuarai turnamen tersebut.

Baca Juga: Resmi! Skuad Timnas Belanda di Nations League: Mantan Striker Tottenham Vincent Janssen Main Lagi

3. Durasi kompetisi yang lebih panjang
Di bawah format saat ini, tim pemenang Piala Dunia memainkan tujuh pertandingan dalam waktu sekitar satu bulan.

Di Liga Champions, para finalis memainkan enam pertandingan grup dan enam lagi di babak sistem gugur sebelum laga final yang berarti memiliki total 13 pertandingan selama kurang lebih 9 bulan.

Ini berarti, para fans memiliki waktu lebih panjang dan banyak untuk menyaksikan para bintang lapangan hijau beradu.

Baca Juga: Piala Dunia 2022 Qatar, 5 Pemain ini Dipredisikan akan Menjadi Favorit Golden Boot, Tak Ada Lionel Messi

4. Lebih banyak dihuni pemain bintang
Liga Champions merupakan kompetisi yang di dalamnya dihuni berbagai pemain top dari seluruh penjuru dunia.

Berbeda dengan Piala Dunia yang mengharuskan beberapa pemain bintang terpaksa absen karena ketidakberuntungan bersama Timnasnya.

Untuk Piala Dunia 2022 nanti pun, bintang-bintang sekelas Mohamed Salah, Erling Haaland, Riyad Mahrez, hingga Nicolo Barella harus gigit jari hanya jadi penonton.

Baca Juga: Mengenal Son Heung Min Bintang Korea Selatan di Piala Dunia, Pemain Asia Pertama Top Skor Premier League

5. Tim-tim lebih memiliki kekompakan
Di final Liga Champions, para pemain telah bersama setidaknya selama satu musim penuh, terkadang lebih lama.

Sementara tim-tim Piala Dunia, bahkan yang mencapai final, sering terlihat masih ada yang kurang karena para pemainnya tidak terbiasa satu sama lain.

Faktor itu membuat sepak bola lebih baik dan lebih terlihat kekompakannya, sehingga lebih memungkinkan tercipta jalannya pertandingan yang atraktif.
***

Editor: Wildan Apriadi

Sumber: Bleach Report

Tags

Terkini

Terpopuler