5 Penentuan Juara Paling Dramatis di Pekan Terakhir Serie A Italia, Air Mata Ronaldo Pernah Jadi Saksi Bisu

22 Mei 2022, 12:50 WIB
Air mata Ronaldo Nazrio pecah saat Inter Milan kalah di pertandingan terakhir Serie A Italia 2001/2002 /kolase twitter/

JURNAL SOREANG - Gelar juara Scudetto Serie A Italia musim 2021/2022 harus ditentukan hingga pekan terakhir yang menyisakan persaingan antara AC Milan dan Inter Milan

Hari Minggu, 22 Mei 2022, akan menjadi hari penentuan apakah AC Milan atau Inter Milan yang justru akan menyalip jadi juara Serie A Italia

Persaingan AC Milan dan Inter Milan masih memanas dalam perebutan tahta juara Serie A Italia yang mana kini keduanya terpaut dua angka.

Baca Juga: 4 Fakta Unik Mohamed Salah yang Jarang Diungkap, Berhasil Turunkan Kejahatan Rasial pada Muslim 18 Persen!

Milan masih unggul sementara di puncak klasemen Serie A Italia dengan 89 poin, selangkah lagi merengkuh trofi juara dari kejaran Inter yang memiliki angka 87.

Di laga pamungkas, Milan akan mendatangi Mapei Stadium kandang Sassuolo, sedangkan Inter kedatangan Sampdoria di Giuseppe Meazza.

Meski Milan kini sedang dalam posisi diunggulkan, bukan tak mungkin drama perburuan gelar juara akan terjadi di pekan terakhir Serie A Italia.

Baca Juga: Meredup Akibat Banyak Gaya! Pesepakbola yang Terkena Star Syndrome Saat Sedang Bagus-bagusnya

Sebelumnya, Serie A Italia sering memiliki drama perebutan gelar juara hingga pekan terakhir.

Berikut adalah 5 penentuan juara paling dramatis di pekan terakhir Serie A Italia yang pernah terjadi.

1. Serie A Italia 1998/1999: AC Milan dan Lazio
Milan yang mengumpulkan poin 67 saat memasuki pekan terakhir, butuh kemenangan untuk memastikan gelar Scudetto dari kejaran Lazio (66 poin).

Baca Juga: 8 Grup Piala Dunia 2022 Qatar, Pertarungan Perebutan Gelar Juara ada Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi

Milan memiliki tugas berat karena di partai terakhir harus bertandang ke markas Perugia yang juga butuh 3 poin tambahan untuk lolos dari zona degradasi.

Pertandingan berjalan ketat di mana babak pertama sudah tercipta 3 gol untuk keunggulan Milan 2-1.

Namun, Perugia tidak mampu menambah skor setelah gol penalti Hidetosi Nakata di babak pertama itu.

Baca Juga: MENGEJUTKAN,Pelatih Persib Bandung Berikan Keputusan Seperti ini kepada Ryohei Miyazaki,Ternyata ini Alasannya

Milan akhirnya berhasil keluar sebagai juara meski di tempat lain Lazio juga menang 2-1 atas Parma.

2. Seria A Italia 1999/2000: Juventus dan Lazio
Serie A yang berjaya sepanjang tahun 1990-an mencapai puncak keseruannya jelang tahun milenium.

Juventus yang tinggal selangkah lagi juara (71 poin), harus meraih kemenangan guna menghindari kejadaran Lazio (69 poin) di pekan terakhir.

Baca Juga: Prediksi Pemain Argentina yang akan Dibawa ke Piala Dunia 2022 Qatar, Salah Satunya ada Lionel Messi La Pulga

Lagi-lagi Renato Curi, kandang Perugia, jadi saksi penentuan gelar Scudetto yang kali ini Juventus sebagai lawannnya.

Saat Lazio menang mudah 3-0 atas Reggina di Olimpico, Juventus harus menjalani pertandingan penuh drama di tempat lain.

Hujan lebat yang mengguyur sempat membuat Pierluigi Collina menghentikan sesaat jalannya laga.

Benar saja, hujan sore itu menciptakan momen menyedihkan bagi Juventus yang akhirnya kalah 0-1 berkat gol Marco Materazzi, sekaligus pesta Scudetto yang berpindah ke Stadion Olimpico untuk dirayakan Juan Veron dan kawan-kawan.

Baca Juga: 5 Penentuan Juara Paling Dramatis di Pekan Terakhir Liga Inggris, Cristiano Ronaldo dan MU Pernah Happy Ending

3. Serie A Italia 2000/2001: AS Roma dan Juventus
Memang tak ada yang mengalahkan keseruan Serie A pada tahaun-tahun itu yang dihuni begitu banyak pemain kelas dunia.

Jelang pekan terakhir musim 2000/2001, Roma (72 poin) masih unggul atas Juventus (70 poin) yang terus membuntutinya sepanjang musim.

Namun, Roma harus ditantang tim bertabur bintang lain pada masa itu di pekan terakhir, Parma.

Baca Juga: 3 Kiper Hebat yang Berhasil Meraih Gelar Juara Piala Dunia dan Liga Champions, Siapa Saja Mereka?

Beruntung, bermain di hadapan pendukungnya sendiri, Giallorossi berhasil menyarang tri gol ke gawang Gianluigi Buffon yang masing-masing dicetak Francesco Totti, Gabriel Batistuta dan Vicenzo Montella.

Kemenangan 3-1 Roma mengantar anak asuh Fabio Capello meraih Scudetto terakhirnya (hingga kini) meski di tempat lain Juventus pun menang 2-1 atas Atalanta.

4. Serie A Italia 2001/2002: Inter Milan dan Juventus
Nyaris sepanjang musim menguasai puncak klasemen, Inter Milan tinggal selangkah lagi meraih Scudetto pertamanya dalam 12 tahun terakhir.

Baca Juga: 5 Kiper Hebat Ini, Pernah Mengawinkan 2 Trofi Sekaligus, Yakni Liga Champios dan Piala Dunia, Siapa Saja

Inter (69 poin), wajib menang di pekan terakhir untuk menghindari kejaran Juventus yang membuntutinya dengan 67 angka.

Sayangnya, Inter kala itu harus dihadapkan pada lawan berat yaitu Lazio di Stadion Olimpico.

Inter berada di atas angin setelah babak pertama berhasil ditutup dengan kemenangan 2-1 berkat gol Christian Vieri dan Luigi Di Biagio.

Baca Juga: 10 Negara Termurah untuk Para Pensiunan, Nomor Satunya Bebas Pajak Penghasilan, Indonesia Termasuk?

Sial, babak kedua menjadi malapetaka bagi Nerrazuurri. Lazio berhasil mencetak 3 gol di paruh kedua yang di antaranya adalah ulah Simone Inzaghi, pelatih Inter saat ini.

Tertinggal dua gol membuat anak asuh Hector Cuper terlihat frustrasi karena ditempat lain Juventus sudah unggul 2-0 atas Udinese.

Skor tak berubah, nuansa dramatis terjadi saat wasit meniup peluit panjang tanda kompetisi musim itu harus berakhir menyakitkan bagi Inter.

Ronaldo Nazario yang tertangkap kamera meneteskan air mata usai laga, menjadi saksi bisu betapa kecewanya pasukan Inter Milan kehilangan gelar juara yang sudah di hadapan mata.

Baca Juga: Kerap Dituding Lakukan Diving! VInicius Junior Kini Menjelma Jadi Pemain Termahal di Real Madrid?

5. Serie A Italia 2009/2010: Inter Milan dan AS Roma
Serie A semoat mengalami kemuduran setelah adanya kasus Calciopoli. Selin banyak kehilangan pemain bintang yang membuat pamor kompetisi menurun, persaingan juara pun menjadi kurang kompetitif sejak itu.

Baru pada musim 2009/2010 Serie A kembali menemukan persaingan ketat hingga pekan terakhir,

Inter yang dalam 4 musim sebelumnya mendominasi Serie A dengan mudah, mendapat tantangan serius dari AS Roma yang hingga jelang pekan terakhir keduanya terpaut dua angka, Inter 79 - Roma 77.

Baca Juga: Kylian Mbappe Tetap di PSG Ketimbang ke Real Madrid, La Liga Soroti Keuangan Paris Saint Germain

Ketika itu, Inter juga mengemban misi meraih treble winners setelah minggu sebelumnya berhasil menjuarai Coppa Italia yang juga menundukkan Roma di Final.

Pekan terakhir Serie A kala itu berjalan tak begitu mudah bagi Inter. Menutup babak pertama tanpa gol di kandang Siena, Nerrazzurri beruntung bisa menang tipis 1-0 berkat gol tunggal Diego Milito.

Keberhasilan merengkuh Scudetto musim itu disempurnakan anak-anak Jose Mourinho dengan trofi Liga Champions beberapa minggu setelahnya.
***

Editor: Wildan Apriadi

Sumber: Transfermarkt

Tags

Terkini

Terpopuler