8 Transfer Gagal Pasca Piala Dunia, Nomor 2 Bahkan Pecahkan Rekor Pemain Termahal Sejagat Raya!

12 Mei 2022, 21:10 WIB
Kleberson (kiri), menjadi salah satu rekrutan terburuk yang pernah dilakukan Manchester United /twitter/@MirrorFootball/

JURNAL SOREANG - Ajang Piala Dunia merupakan momentum ideal bagi setiap pemain yang berlaga di dalamnya untuk menampilkan aksi terbaik.

Pasalnya, pihak klub dari seluruh dunia tentu akan memantau mereka yang dinilai tampil mengesankan di Piala Dunia untuk diboyong saat bursa transfer.

Tapi sialnya, beberapa pemain yang pernah bersinar di Piala Dunia malah tiba-tiba melempem setelah diboyong oleh klub baru.

Baca Juga: 5 Rekor Internasional Lionel Messi yang akan Susah DiPecahkan Oleh Cristiano Ronaldo

Berikut adalah 8 transfer yang dinilai gagal pasca Piala Dunia padahal mereka didatangkan dengan mahar yang cukup mahal.

1. Kleberson (Atletico Paranaense - Manchester United)
Gelandang timnas Brasil ini digembar-gemborkan oleh pelatih Luiz Felipe Scolari sebagai salah satu kekuatan Tim Samba saat mengangkat trofi Piala Dunia 2002.

Sir Alex Ferguson, pelatih Manchester United saat itu, sepakat mengontraknya dari Atletico Paranaense pada tahun berikutnya.

Baca Juga: Jelang Lawan West Ham, Manchester City Krisis Bek Tengah Saat Aymeric Laporte dan Fernandinho Cedera

Kleberson bahkan diperkenalkan sebagai rekrutan baru MU bersama Cristiano Ronaldo yang saat itu juga baru tiba dari Sporting Lisbon.

"Salah satu alasan kami menjual Juan Sebastian Veron adalah karena kami tahu kami mendapatkan Kleberson, itu menunjukkan betapa kami menghargai bakatnya," kata Ferguson ketika itu, dilansir dari dailymail.

Tapi tampaknya, Ferguson menyesali pernyataannya tersebut. Kleberson gagal total dengan hanya membuat 20 penampilan selama dua musim plus terhambat cedera, sebelum dijual ke Besiktas pada 2005.

Baca Juga: Tuan Rumah Unggul, Berikut Update Perolehan Medali Sementara Sea Games Vietnam 2022

2. Denilson (Sao Paolo - Real Betis)
Denilson menjadi salah satu pemain yang paling dicari setelah tampil di setiap pertandingan untuk Brasil saat mencapai final Piala Dunia 1998.

Real Betis memenangi persaingan dengan biaya memecahkan rekor dunia saat itu sebesar 21,5 juta pounsterling, dan Denilson digadang-gadang akan menjadi pemain bintang di Estadio Benito Villamarin.

Namun, label harga mahal yang menggantung di pundaknya tidak berjalan sesuai rencana dan penampilannya jauh dari ekspektasi.

Baca Juga: LGBT Ilegal di Qatar, Tuan Rumah Piala Dunia 2022 Bisa Beri Sanksi Pidana hingga Ancaman 7 Tahun Penjara

Denilson kesulitan berjuang untuk menjadi starter reguler, dan bahkan di musim keduanya bersama Betis, klub tersebut terdegradasi ke Divisi 2 La Liga.

Ia lalu hijrah ke Brasil bersama klub Flamengo dengan status pinjaman sebelum kembali ke Betis pada Januari 2001, tetapi Denilson jarang digunakan lagi, kecuali sebagai pemain pengganti.

Dari status pemain termahal dunia, Denilson pergi ke klub Bordeaux dengan status bebas transfer pada tahun 2005. Miris!

Baca Juga: TRANSFER LIGA 1: Persib Dirumorkan Datangkan Pemain Asing Ryo Hei Miyazaki, Marko Simic Bagaimana?

3. El Hadji Diouf (Lens - Liverpool)
Liverpool mengumumkan penandatanganan pemain depan Senegal sehari setelah ia membantu negaranya mengejutkan juara bertahan, Prancis, dengan kemenangan 1-0 di hari pembukaan Piala Dunia 2002.

Penampilannya di Piala Dunia memberi alasan bagi penggemar The Reds untuk benar-benar bersemangat dan berharap pada pemain ini.

Namun, Diouf gagal membayar ekspektasi. Dia berjuang untuk membuat dirinya disayangi oleh para penggemar.

Baca Juga: Alejandro Garnacho, Wonderkid yang Bawa MU Juara FA Youth Cup, Pernah Main Bareng Cr Ronaldo dan Lionel Messi

Namun, kiprahnya di Anfield sebagian besar dirusak oleh beberapa insiden kontroversial, seperti saat tertangkap kamera meludahi penggemar Celtic di pertandingan Eropa.

Diouf hanya mencetak 3 gol di musim perdananya di Premier League. Musim berikutnya Diouf bahkan tidak mencetak gol sekali pun dalam 26 penampilan di liga.

Dia akhirnya dijual ke Bolton Wanderers pada Agustus 2004, setelah membuat 69 penampilan di semua kompetisi untuk Liverpool.

Baca Juga: Gagal Lolos Piala Dunia 2022, Italia Pernah Jadi Tim Paling Ditakuti, Ini 5 Pemain Bikin Lawan Ketar-ketir

4. Stephane Guivarc'h (Auxerre - Newcastle)
Guivarc'h adalah Olivier Giroud versi timnas Perancis di Piala Dunia 1998, di mana ia memainkan sebagian besar pertandingan dan memiliki medali juara.

Tetapi kegagalannya untuk mencetak gol sama sekali membuatnya menjadi sejarah karena alasan yang tidak terlalu menyanjung.

Catatan tersebut seharusnya menjadi tanda peringatan bagi Newcastle, yang mengontraknya musim panas itu dari Auxerre.

Baca Juga: 15 Rekor Terbaik Lionel Messi di La Liga yang Tak akan Pernah Bisa Dipecahkan Pemain Lain Sekalipun Itu CR7!

Guivarc'h memang mencetak gol pada debutnya melawan Liverpool, tetapi sisanya cukup membosankan di lapangan untuk Magpies yang kemudian langung menjualnya pada bulan November, empat bulan setelah tiba, ke Glasgow Rangers.

5. Salif Diao (Sedan - Liverpool)
Dia tiba di Liverpool bersama rekan setimnya di Senegal, El-Hadji Diouf, dan memiliki nasib yang sama pula yaitu menjadi perekrutan yang akhirnya sia-sia.

Dibeli seharga £5 juta dari klub Sedan di Prancis oleh Gerard Houllier, Diao sering dimainkan jauh dari peran lini tengah favoritnya dan dalam pertahanan atau full-back.

Baca Juga: Wow! 12 Pemain Terbaik Sepanjang Masa Menurut Pele, Ada Ronaldo, Messi, dan Maradona

Ketika Rafa Benitez menggantikan Houllier pada tahun 2004, Diao dipinjamkan ke Birmingham, Portsmouth dan Stoke, yang bergabung dengannya secara permanen pada tahun 2007. Dia meninggalkan Anfield setelah membuat 61 penampilan.

6. Asamoah Gyan (Rennes - Sunderland)
Gyan sebenarnya berpotensi menjadi salah satu kisah transfer sukses, setelah menandatangani kontrak dengan Sunderland hanya beberapa minggu setelah membintangi Ghana di Piala Dunia 2010.

Sunderland tidak menunda untuk segera mengontraknya dengan rekor klub sebesar 13 juta poundsterling. Pemain asal Ghana memiliki musim debut yang baik di Liga Premier, mencetak 10 gol dalam 31 pertandingan.

Baca Juga: Tak Pernah Menua! Inilah Performa Lionel Messi dari Usia 26 hingga 34 Tahun

Namun, Gyan tergoda oleh tawaran menggiurkan dari klub Uni Emirat Arab. Al-Ain, di musim panas berikutnya.

Pelatih Sunderland saat itu, Steve Bruce, tidak punya pilihan selain membiarkannya pergi dengan kesepakatan pinjaman selama satu tahun.

Setelah menghabiskan satu tahun di UEA, Gyan membuat keputusan untuk menjadi status permanen. Meski Liga UAE jelas-jelas kalah pamor dari Premier League, Gyan mengakui bahwa dia hanya pergi untuk mendapatkan uang.

Baca Juga: Menggiurkan tapi Menjebak! Berikut ini 5 Dampak Buruk yang Terjadi jika Bermain Judi Online

7. James Rodriguez (AS Monaco - Real Madrid)
Nama James Rodriguez benar-benar mengambil perhatian di Piala Dunia 2014 setelah mengklaim Sepatu Emas sebagai top skor dengan 6 gol.

Penampilan memukau gelandang Kolombia ini terbukti meyakinkan Real Madrid untuk mengeluarkan 60 juta poundsterling demi mengangkutnya ke Santiago Bernabeu.

Pada saat yang sama, El Real mengontrak Toni Kroos yang membuat persaingan lini tengah Madrid menjadi semakin ketat.

Baca Juga: Sir Alex Ferguson Turun Tangan, Membujuk Cristiano Ronaldo CR7 Bertahan di Manchester United

Di musim pertama, Rodriguez cukup impresif, mencetak 17 gol dari 46 laga, tetapi dua musim berikutnya ia mulai kehilangan posisi.

Di era kepelatihan Zidane ia mulai benar-benar tergeser, dan bahkan terbuang sebagai pemain pinjaman.

8. Robert Jarni (Real Betis ke Real Madrid via Coventry)
Jarni tampil mengesankan sebagai bagian dari tim Kroasia yang finis ke tiga di Piala Dunia 1998. Manajer Coventry City saat itu, Gordon Strachan, bertindak cepat yang bahkan mengalahkan Real Madrid untuk mendapatkan tanda tangannya dalam kesepakatan senilai 2,6 juta poundsterling.

Baca Juga: Bikin Nyali Lawan Ciut, Ini 5 Pemain Terhebat Prancis Sepanjang Sejarah, Diantaranya Pernah Juara Piala Dunia

Tapi, segera setelah Jarni tiba di Highfield Road, Real berhasil mendapatkannya dan mengontraknya hanya seminggu kemudian.

Strachan dan Coventry cukup beruntung, Jarni tidak pernah membuktikan kualitasnya di Real Madrid dan terbuang pada tahun 1999 ke tim Divisi 2, Las Palmas.
***

Editor: Wildan Apriadi

Sumber: Daily Mail

Tags

Terkini

Terpopuler