JURNAL SOREANG - Untuk kelima kalinya secara beruntun, tim Piala Uber Indonesia terhenti di perempat final atau babak 8 Besar.
Kali ini, tim Merah Putih dihentikan Thailand 2-3 di Ceres Arena, Kota Aarhus, Denmark, Jumat, 15 Oktober 2021 dini hari WIB.
Sebelumnya, tim Indonesia juga terhenti di perempa final pada Piala Uber 2018 di Bangkok, Thailand, Piala Uber 2016 di Kunshan, Jiangsu, China.
Kemudian, Piala Uber 2014 di New Celhi, India, dan Piala Uber 2012 di Wuhan, China.
Terakhir kali, tim Indonesia lolos ke semifinal pada Piala Uber 2010 di Kuala Lumpur, Malaysia.
Itu artinya, sudah sepuluh tahun lebih tim Indonesia gagal menembus semifinal.
Salah satu kelemahan tim Indonesia adalah di sektor tunggal. Hal itu terlihat dari tiga partai melawan Thailand, tak satupun tim Merah Putih mampu merebut poin.
Seandainya di sektor tunggal mampu merebut satu partai, tim Indonesia bisa lolos ke semifinal Piala Uber 2021 di Aarhus, Denmark.
Dua poin Indonesia direbut dari nomor ganda, yakni Greysia Polii/Apriyani Rahayu yang mengalahkan Jongkolphan Kititharakul/Rawinda Prajongjai, 21-17, 17-21, 21-19.
Kemudian, Siti Fadia Silva Ramadhanti/Ribka Sugiarto yang menundukkan Puttita Supajirakul/Sapsiree Taerattanachai 21-19, 15-21, 21-15.
Gregoria Mariska Tunjung yang turun sebagai tunggal pertama sempat tampil mengesankan pada gim pertama. Pebulu tangkis peringkat ke-21 dunia itu menang 21-14.
Namun, pada dua gim berikutnya, penampilan Gregoria Mariska menurun tajam. Ia kalah telak 10-21, 10-21.
Gregoria Mariska Tunjung mengakui bermain buruk pada gim kedua dan ketiga saat ia kalah 21-14, 10-21, 10-21 oleh pemain Thailand Pornpawee Chochuwong.
"Maaf saya gagal menyumbangkan angka. Sayang saya tidak bermain bagus di gim kedua dan ketiga," kata Gregoria dikutip dari Antara.
"Tadi di gim pertama saya bisa mengontrol permainan. Pola saya bisa keluar semua. Saya lebih berani menyerang dan menang," sambungnya.
Namun atlet kelahiran Wonogiri, Jawa Tengah tersebut mengatakan, ketika lawannya mengubah tempo permainan pada gim kedua, ia terbawa pola permainan tersebut.
"Di gim kedua ketika lawan mengubah tempo bermain lambat dan bola satu-satu, saya malah terpancing. Saya mengikuti pola lawan dan karena saya mau bermain aman, malah sering salah dan tertekan terus," jelasnya.
"Gim ketiga tidak ada serangan. Padahal seperti gim pertama, saya dapat banyak angka lewat serangan. Saya tidak berani menyerang, padahal saya tahu saya bisa dapat poin dari serangan. Disayangkan saya kalah dengan cara seperti itu," lanjut Gregoria.
Semenyara itu, Putri Kusuma Wardani yang turun sebagai tunggal kedua kalah dua gim langsung dari Busanan Ongbamrungphan, 9-21, 21-23.
Begitu pula dengan Ester Nurumi Tri Wardoyo kalah dua gim langsung dari Phittayaporn Chaiwan 23-25, 8-21.***