Eko Noer Sebut Pemerintah Bersikap Sinis kepada BWF, PBSI: Kamu Punya Harga Diri Nggak?

26 Maret 2021, 06:35 WIB
All England 2021 . Peneliti hukum olahraga Eko Noer Supriyanto mempersoalkan protes pemerintah dan netizen Indonesia yang dinikai berlebihan. /Instagram

JURNAL SOREANG – Pemerintah Indonesia kini tengah bersiap untuk melayangkan gugatan terkait “pengusiran” dari BWF ke arbitrase Internasional. Akan tetapi, salah satu peneliti hukum olahraga menganggap  tindakan dari pemerintah terlalu berlebihan.

Peneliti hukum olahraga tersebut bernama Eko Noer Kristiyanto. Eko berbicara panjang lebar soal permintaan maaf dari BWF dan gugatan dari Indonesia di acara Mata Najwa, Rabu, 24 Maret 2021.

“Permintaan maaf dari Federasi Bulu tangkis Internasional (BWF) sangat penting bagi pemerintah Indonesia. Itu (permintaan maaf) bukan hal yang sembarangan,” ujar Eko Noer Kristiyanto, sebagaimana dikutip JurnalSoreang.pikiran-rakyat.com dari kanal Youtube Najwa Shihab, Kamis, 25 Maret 2021.

Eko berpendapat jangkauan dari BWF itu global. Menurut Eko, permintaan maaf merupakan suatu hal yang sangat berat dilakukan oleh federasi sekelas BWF.

Eko lalu menganggap, pemerintah telah berlaku sinis terhadap permintaan maaf yang telah dilakukan BWF. Pernyataan Eko Noer lantas dengan cepat menyulut emosi dari narasumber yang dihadirkan di Mata Najwa, terutama ketua umum PBSI Agung Firman Sampurna.

Baca Juga: Bangkit dari Kisruh All England, Tim Bulutangkis Indonesia Siap Taklukkan Olimpiade Tokyo 2021

Baca Juga: All England Jadi Catatan Pahit, Tim PBSI Pulang dengan Aman dan Bermartabat

“Kita tidak sinis. Tidak ada yang sinis, hati-hati anda kalo berbicara, kamu punya harga diri ga?” ucap Agung.

Agung menegaskan, pemerintah sangat serius menangani konflik yang telah terjadi di All England 2021 ini. Pemerintah sama sekali tidak bersikap sinis terhadap permintaan maaf dari BWF.

“Mereka (BWF) memang sudah mengakui salah. Tetapi kita ingin ada kepastian ke depan bahwa ada regulasi yang jelas, lebih detil, dan lebih transparan,” tutur Agung.

Baca Juga: Akhir Cerita 'Pengusiran Tim All England Indonesia, BWF Cukup Minta Maaf

Baca Juga: Wow! Balas Kisruh All England, Ridwan Kamil Akan Bertanding Bulu Tangkis Dengan Dubes Denmark

Agung kemudian menanggapi terkait evaluasi yang dilakukan di dalam internal organisasi PBSI. Agung mengaku, dirinya sudah memperhitungkan manajemen risiko yang ada, untuk kemudian menggugat BWF melalui arbitrase Internasional.

“Kami sudah hitung semuanya, terkait transportasi, pesawat dan lain sebagainya. Kami juga tidak berfoya-foya menggunakan anggaran. Ini bukan pertama kali kita mengirim orang, dan kita tidak menyangka diperlakukan seperti ini,” ujar Agung.

Menurut Agung, persoalan dari konflik All England 2021 yang telah terjadi yaitu pada tindakan yang dilakukan oleh BWF. Federasi Bulu tangkis Internasional ini terkesan membeda-bedakan perlakuan dari mereka kepada setiap negara.

Baca Juga: Respon Atlet Badminton Indonesia Usai ‘Diusir’ dari All England: Kena Prank atau BWF Bercanda?

Baca Juga: KPI Pusat Berikan Teguran Kedua kepada Sinetron Buku Harian Seorang Istri

“Karena ternyata, ini tidak diterapkan sama. Pada yang tujuh (positif) mereka ngasih tes kembali. Tetapi kepada kami, yang pada hari ini negatif langsung didiskualifikasi. Bahkan disuruh jalan kaki, karantina selama sepuluh hari. Hati-hati juga kalau buat statement (pernyataan),” tutup Agung.***

Editor: Sarnapi

Tags

Terkini

Terpopuler