DPR pun Bersuara Soal Indonesia didepak di All England, Ini Permintaannya

20 Maret 2021, 06:58 WIB
Yonex All England 2021 dengan tim Indonesia dipaksa mundur. DPR pun bersuara lantang soal ini.* /badmintonindonesia.com

JURNAL SOREANG- Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Abdul Fikri Faqih memandang perlunya Kemenpora dan PBSI sebagai pemangku otoritas bulutangkis Indonesia untuk melakukan evaluasi diri terkait didepaknya Indonesia dari ajang All England 2021 .

“Persiapan matang tidak hanya soal bagaimana performa para atlet dan ofisial menghadapi pertandingan, yang tak kalah penting adalah apakah sudah memperhitungkan pula persyaratan lain terkait perhelatan kejuaraan di masa pandemi Covid-19?” kata Fikri dalam pernyataannya, Sabtu 20 Maret 2021.

Fikri mempertanyakan terkait jadwal keberangkatan tim yang dinilai mepet dengan jadwal kick-off, padahal dibayangi peraturan negara tujuan di masa pandemi Covid.

Baca Juga: Perlakuan Tidak Adil Pihak Penyelenggara All England 2021, Tim Indonesia Disuruh Keluar Jalan Kaki Ke Hotel

"Ini jadi poin evaluasi kepada Kemenpora dan PBSI, seharusnya tim yang dikirim memperhitungkan waktu tenggang atau tunggu saat kedatangan di negara tujuan, terutama yang mewajibkan karantina kesehatan," ujar Politisi FPKS ini.

Seperti diketahui, perhelatan All England 2021 digelar mulai Rabu 17 Maret 2021,  sedangkan tim bulutangkis RI baru bertolak dari Jakarta pada Jumat 12 Maret 2021 dan tiba esoknya  di Birmingham, Inggris.

Hal ini dinilai terlalu beresiko, karena ada peraturan yang mewajibkan warga negara asing yang berkunjung ke Ingggris (UK) untuk karantina selama 10 hari bila diketahui ada yang terpapar Covid-19.

Baca Juga: Indonesia Didepak Dari All England 2021, Menpora Zainudin Amali: Mendorong PBSI Lakukan Langkah ke BWF

Dia menambahkan, di masa pandemi ini, setiap negara punya kebijakan berbeda terkait pelaksanaan karantina warga asing yang berkunjung.

"Jadi persiapan timnas-apapun jenis olahraganya-, yang bertandang di venue negara lain, harusnya mempersiapkan dengan matang termasuk apabila ada yang terpapar dan prosedur karantina yang disyaratkan," tegas dia.

Lebih jauh, Fikri juga menilai seharusnya tim kontingen Indonesia didampingi oleh diplomat yang mumpuni dalam melindungi hak-hak atlet dan official yang bertanding mewakili RI.

Baca Juga: Indonesia Dipaksa Mundur dari All England 2021, Begini Kronologisnya

“Sehingga ketika ada dugaan diskriminasi atau ketidakadilan dalam proses kejuaraan internasional seperti di All England, langsung bertindak saat itu juga,” kata wakil rakyat dapil Kota dan Kabupaten Tegal serta Brebes ini.

Meski demikian, berdasarkan kronologis yang disampaikan ofisial, seluruh kontingen bulutangkis Indonesia sudah dipastikan bebas dari Covid berdasarkan hasil tes PCR yang disyaratkan panitia begitu timnas mendarat di Birmingham.

Bahkan, timnas sudah mengikuti pertandingan sejak Rabu 17 Maret 2021. “Dari kronologi kejadian, kita dapat melihat dengan jelas, sebenarnya alasan panitia mendepak Indonesia dari kejuaraan All England sangat tidak logis, karena seluruh tim Indonesia terbukti bebas Covid,” sesal Fikri.

Baca Juga: Kecewa, Tim Bulutangkis Indonesia Harus Mundur dari All England Super 1000 Tahun 2021 di Birmingham Inggris

“Kemudian timbul dugaan diskriminasi karena hanya tim Indonesia yang didiskualifikasi, padahal kalau mau adil, seluruh ajang All England sudah terpapar, karena tampilnya pemain Indonesia yang mestinya dikarantina,” imbuh dia.

Karenanya, menurut Fikri, otorita diplomatik RI di Inggris bersama PBSI yang mendampingi tim, tetap berkewajiban untuk mengusut adanya potensi diskriminasi terhadap timnas bulutangkis RI di ajang All England 2021.

“Seluruh rakyat Indonesia kecewa dengan perlakuan panitia All England dan otoritas Inggris, ini harus disampaikan ke dunia, agar tidak terulang di kemudian hari,” tutur Fikri.

Editor: Sarnapi

Tags

Terkini

Terpopuler