JURNAL SOREANG - Pengangguran dan ketidakcocokan (missmatch) kompetensi masih menjadi masalah utama ketenagakerjaan di Indonesia. Hal itu salah satunya dipicu oleh faktor belum adanya data yang andal dalam skala besar, sistematid dan terverifikasi secara ilmiah.
Hal itu dikatakan oleh Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah saat meluncurkan aplikasi dan porlta Satu Data Ketenagakerjaan yang disiarkan lewat kanal resmi Kementerian Ketenagakerjaan RI, Kamis 5 November 2020.
"Data bisa mengubah cara manusia dalam menjalani hidup bekerja dan berpikir. Tanpa data yang andal dan berkualitas,inovasi kebijakan akan berujung pada kesia-siaan," tutur Ida.
Baca Juga: Waktu Nyoblos di TPS Pilkada Akan Lebih Lama. Ini Masalahnya
Di sektor ketenagakerjaan, kata Ida, data terkait suplai dan permintaan pasar kerja saat ini belum sempurna.
Hal itulah yang menjadi faktor masih belum efektifnya kebijakan pemerintah dalam mengatasi masalah pengangguran serta missmatch kompetensi pekerja yang ada dengan yang dibutuhkan oleh pasar kerja.
"Dari sisi suplai, kita harus punya data berapa jumlah pengangguran atau pencari kerja. Seperti apa kondisi demografisnya, jenis dan level kkompetensinya," kata Ida.
Baca Juga: Joe Biden Hanya Butuh 6 Suara Elektoral Lagi untuk Jadi Presiden AS ke-46
Sedangkan di sisi permintaan, Ida melansir harus ada data pasti mengenai berapa banyak lowongan kerja yang tersedia serta jenis dan level kompetensi apa saja yang dibutuhkan oleh pasar kerja.