Wah, Ada Sekitar 200 Kejahatan Hutan Terstruktur dan Terorganisir

- 3 Oktober 2020, 20:28 WIB
ILUSTRASI. PERBUKITAN yang gundul di daerah Legok Pego, Kecamatan Paseh, Kabupaten Bandung
ILUSTRASI. PERBUKITAN yang gundul di daerah Legok Pego, Kecamatan Paseh, Kabupaten Bandung /SARNAPI/"JS"/

 

 

 

JURNAL SOREANG- Anggota DPR RI Komisi IV, Andi Akmal Pasluddin, meminta pemerintah dalah hal ini Direktorat  Jenderal Penegakkan Hukum Kementerian Kehutanan dan Lingkungan hidup (KLHK) agar semakin memfokuskan penegakan hukum kejahatan kehutanan yang dilakukan secara terorganisir dan terstruktur. Data KLHK  terdapat hampir 200 kasus kejahatan terhadap hutan yakni 155 perkara pidana perorangan, 25 perkara pidana kelompok masyarakat dan 20 pidana  badan Usaha.

"Kita bisa mengurai Undang-Undang Nomor 18 tahun 2013 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Perusakan Hutan. Sangat jelas ruh penegakan hukum pada undang-undang ini untuk mengatasi kejahatan hutan yang terstruktur dan terorganisir yang ditegaskan pada pasal 1 angka 6", kata Akmal kepada media, Sabtu, 3 Oktober 2020.

Akmal melanjutkan, perlu ada evaluasi besar-besaran pada implementasi kinerja KLHK pada bidang penegakan hukum kejahatan kehutanan ini.

Baca Juga: KPU Pastikan Tak ada Konser dan Rapat Umum dalam Kampanye Pilkada Kabupaten Bandung 2020

"Jangan sampai salah sasaran pada rakyat kecil yang sekedar bertahan hidup di sekitar hutan lalu di kriminalisasi. Padahal kejahatan yang terorganisir telah menimbulkan dampak kerusakan lingkungan yang begitu besar hingga skala negara," ucapnya.

Akmal memberikan contoh, salah satu kejahatan besar yang merusak lingkungan skala negara adalah pembakaran hutan, lahan dan illegal logging. 

"Kejahatan model seperti ini sangat kecil kemungkinannya dilakukan perorangan. Bukan saja merugikan masyarakat, bahkan merugikan negara. Pada skala makro menimbulkan kerusakan lingkungan hidup secara global atau dunia," katanya.

Baca Juga: Satu Lagi Berita Menggembirakan dari PLN

Legislator asal Sulawesi Selatan II ini meminta kepada  pemerintah agar upaya  memberantas tindak pidana di bidang kehutanan terus dilakukan guna mereduksi dampak negatif yang timbul. 

"Saya berharap, penegakan hukum di waktu-waktu berikutnya lebih menyasar jaringan-jaringan terorganisir yang telah membuat hutan dan satwa Indonesia menjadi rusak dan punah. Jangan salah sasaran. Rakyat kecil yang mestinya dilindungi jangan sampai ada yang terkriminalisasi," katanya.***

Editor: Sarnapi


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah