Dalam konteks tradisi Islam, jihad intelektual digunakan untuk membela nilai-nilai keadilan, perdamaian, dan pengetahuan.
“Para santri dianggap sebagai contoh utama dalam menjalankan jihad ini. Dengan buku sebagai senjata dan pena sebagai alat untuk penyebaran pengetahuan, santri mendalami ilmu dan menyebarkan pengetahuan,” paparnya.
“Mengenai pelaksanaan Hari Santri ada edaran dan panduan dari Kemenag RI untuk menyelenggarakan Hari Santri semeriah mungkin. Pertama, ada diskusi atau seminar terkait dengan kontribusi santri bagi negeri. Kedua, Expo Kemandirian Pesantren. Kemudian puncak Hari Santri, di kita, dimeriahkan dengan Pembacaan shalawat, Mahalul Qiyam, dan juga Tabligh Akbar. Diakhiri, dengan pelaksanaan upacara Hari Santri pada tanggal 22 Oktober 2023,” tuturnya.
Sahra Natasya, mahasiswa jurusan Bahasa dan Sastra Arab mengungkapkan antusiasnya dalam mengikuti rangkaian acara Peringatan HSN 2023.
“Kesannya luar biasa dan istimewa banget karena telah diberi kesempatan untuk tampil. Dan memang karena persiapan panitia juga sangat spektakuler, keren sih. Aku berharap semoga peringatan Hari Santri ini dapat kita peringati juga di tahun-tahun selanjutnya,” pungkasnya.
Malam puncak HSN ini dihadiri oleh Wakil Rektor II Bidang Administrasi Umum, Perencanaan dan Keuangan, Tedi Priatna, Wakil Rektor IV Bidang Kerjasama dan Kelembagaan, Ah. Fathonih, Kepala Biro A2KK, Khoirudin, Ketua Lembaga Penjaminan Mutu, Ija Suntana, Ketua LP2M, Setia Gumilar, Direktur Pascasarjana, Ahmad Sarbini, Para Dekan, Koordinator Bagian, mahasiswa, alumni dan dan pengurus Dharma Wanita Persatuan.***