Namun, aspek kebebasan sipil masih perlu diperbaiki, dengan beberapa isu yang menjadi catatan dalam penilaian Freedom House, seperti penanganan kekerasan di Papua, kasus penuntutan hukum terhadap aktivis berdasarkan UU ITE, dan persekusi terhadap kelompok minoritas.
Sementara itu, tren kebebasan di tingkat global cenderung memburuk. Sejak tahun 2005, lebih banyak negara yang mengalami penurunan skor daripada peningkatan kondisi kebebasan.
Baca Juga: Jadi Lokasi Syuting Film Porno, Pemilik Rumah Kontrakan di Pasar Minggu Jaksel Diperiksa Polisi
Andi juga menjelaskan bahwa kondisi demokrasi di negara-negara ASEAN juga masih belum sepenuhnya matang.
Berdasarkan penilaian EIU tahun 2023, pelaksanaan demokrasi di negara-negara ASEAN berada pada dua spektrum, yaitu demokrasi terbatas atau otoriter.
"Laju pembangunan demokrasi di ASEAN cukup bervariasi. Malaysia, Thailand, dan Indonesia mengalami peningkatan dalam lima tahun terakhir. Sementara itu, Kamboja, Vietnam, Laos, dan Myanmar mengalami penurunan atau regresi," ujar Andi.
Baca Juga: Ini Pelatih Tim Saudi Pro League yang Punya Catatan Mentereng
Dalam indeks demokrasi ASEAN, Malaysia menempati peringkat teratas, diikuti oleh Timor Leste di posisi kedua. Indonesia berada di peringkat keempat, di bawah Filipina, dan Myanmar menempati peringkat terakhir.
Meskipun Indonesia masih memiliki ruang untuk kemajuan dalam memperkuat demokrasi, peringkat di atas rata-rata global menunjukkan komitmen negara ini terhadap proses demokratis.