Network
JURNAL SOREANG - Tanggal 11 Agustus 1945, merupakan hari Sabtu. Para tokoh pemimpin Indonesia, yakni Bung Karno bersama Bung Hatta dan dr. Radjiman Wedyodiningrat tengah berada di Dalath.
Memenuhi undangan pihak militer Jepang, Marsekal Terauchi. Para pemimpin kita berangkat dari Jakarta di tengah memanasnya Perang Dunia II, yang turut mempengaruhi peristiwa Revolusi Nasional.
Marsekal Terauchi memanggil para pemimpin ke Dalath, Saigon, sejak tanggal 9 Agustus. Dan merupakan penerbangan rahasia yang tidak boleh diketahui oleh keluarga sekali pun.
Baca Juga: Diduga Hina Presiden Jokowi Hingga Berbuntut Laporan Polisi, Rocky Gerung Minta Maaf
Sabtu, 11 Agustus 1945, para tokoh yang baru datang dipersilahkan untuk istirahat terlebih dahulu, disaat para pimpinan militer Jepang masih sibuk berdiskusi tentang kekalahan mereka pasca pengeboman di Kota Nagasaki dan Hiroshima.
Para Jenderal di militer Jepang merundingkan kemungkinan besar mereka akan menyerah tanpa syarat kepada sekutu.
Mendengar hal itu para pemimpin Indonesia bertanya-tanya, untuk apa Marsekal Terauchi memanggil mereka ke Dalath, kalau sudah jelas Jepang akan menyerah kepada sekutu.
dr. Soeharto, sebagai dokter pribadi Bung Karno, yang pada saat itu ikut dalam rombongan, hanya bisa tinggal di hotel, saat para pemimpin pergi berunding bersama pihak Jepang.
