Baca Juga: Rayakan Dua Tahun Merger, Pelindo Adakan Lomba Karya Tulis, Ini Persyaratannya
Karena itulah, Ita Haryono dan Wiwin Haryono yang merupakan ibu dari Ita Haryono akan berangkat ke New York, Amerika Serikat dengan empat korban pemerkosaan Mei 1998 untuk bersaksi di Markas Besar Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, Amerika Serikat.
Tapi, semua rencana untuk ke Markas Besar PBB sirna setelah Ita Martadinata Haryono tewas di kamar rumahnya. Ita Haryono yang baru pulang dari sekolah, tiba-tiba menemukan Suryadi alias Otong alias Bram di dalam kamarnya. Rencana awal Bram yang tadinya mencuri di kamarnya berubah menjadi pemerkosaan dan pembunuhan hingga tewas dan melukai kemaluan Ita Haryono di selangkanganyan dengan kayu.
Sejak peristiwa itu, banyak pihak yang percaya bahwa kejdian pembunuhan Ita Haryono merupakan pembungkaman oleh sekelompok orang agar kebiadaban Peristiwa Mei 1998 tidak diketahui secara luas, meski kejadian tersebut dianggap kejahatan biasa.
Baca Juga: Bukan Bisnis Musiman, 8 Ide Usaha Beserta Pertimbangannya
Di tanggal 13 Mei 2021, perkumpulan sosial Boen Hiang Tong di kawasan Pecinan Semarang mendedikasikan sebuah sinci atau papan arwah untuk Ita Martadinata Haryono. Sinci Ita Haryono yang bertuliskan Yìnní Rénquán Huódòng Jiā (Pejuang Hak Asasi Manusia Indonesia) ini diletakkan di sebelah sinci untuk KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur. ***
Ikuti terus dan share informasi Anda di media sosial Google News Jurnal Soreang, FB Page Jurnal Soreang, YouTube Jurnal Soreang, Instagram @jurnal.soreang, dan TikTok @jurnalsoreang