Network
JURNAL SOREANG - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melaporkan bahwa Gunung Ibu di Halmahera Utara, Maluku Utara, mengalami letusan, Sabtu 1 Juli 2023 malam.
Erupsi gunung Ibu Halmahera tersebut, mencapai ketinggian sekitar 600 meter di atas puncak gunung dan mengarah ke barat.
"Tinggi kolom letusan teramati di atas puncak atau sekitar 1.925 meter di atas permukaan laut ke arah barat," tulis akun resmi Twitter PVMBG, dikutip Jurnal Soreang, Minggu 2 Juli 2023.
Baca Juga: Hasil Liga 1: Dewa United Kalahkan Arema FC Lewat Gol Alex Martin, Begini Fakta Menariknya
PVMBG memastikan kolom abu berwarna kelabu dengan intensitas tebal. Sedangkan, letusan tercatat di seismograf dengan amplitudo maksimum 28 mm dan berdurasi 59 detik.
Karena itu, PVMBG menghimbau agar penduduk dan pelancong tidak berada di dalam jarak 2,0 km dari Gunung Ibu.
"Penduduk di sekitar Gunung Ibu dan pengunjung agar tidak melakukan kegiatan di dalam jarak dua km dan perluasan sektoral berjarak 3,5 km ke arah bukaan kawah di bagian utara dari kawah aktif gunung itu," lanjut pernyataan PVMBG.
Selanjutnya, jika terjadi hujan abu, penduduk yang beraktivitas di luar rumah disarankan untuk menggunakan masker dan kacamata sebagai pelindung.
Baca Juga: Hasil Liga 1: Dewa United Kalahkan Arema FC Lewat Gol Alex Martin, Begini Fakta Menariknya
Dilansir dari laman p2k stekom, Gunung Ibu adalah gunung berapi bertipe stratovolcano yang terletak di sebelah barat laut Pulau Halmahera, Indonesia.
Puncak gunung ini berupa kawah vulkanik. Pusat kawah memiliki lebar 1 km dan kedalaman 400 m, sementara bagian luar memiliki lebar 1.2 km.
Terdapat banyak gunung kecil yang terletak di sebelah timur laut puncak gunung dan terdapat juga bagian kecil di sebelah barat daya gunung.
Dilansir dari laman esdm, Gunung Ibu adalah salah satu dari lima gunung berapi aktif di Provinsi Maluku Utara.
Baca Juga: Besok PPDB Jabar Tahap 2 Dibuka Kembali, Sampai Tanggal Berapa? Simak Jadwal Terbarunya
Gunung yang telah menunjukkan peningkatan aktivitas vulkanik sejak Maret 2008 ini terakhir meletus pada 1912. Hujan abu deras sering terjadi akibat aktivitas Gunung Ibu.
Bahan halus (abu dan pasir halus) dibawa oleh angin dan jatuh sebagai hujan abu, dengan arah tergantung pada angin.
Karena ukurannya yang kecil, bahan-bahan ini bisa sangat berbahaya bagi sistem pernapasan, mata, polusi air tanah, kerusakan tanaman, dan mengandung bahan kimia asam yang dapat menyebabkan korosi pada seng dan mesin pesawat terbang.***
