“Apalagi setelah dua tahun tidak bekerjasama ya. Jadi (lebih-red) baik kerjasamanya. Karena moratorium. Kita bersukur mudah mudahan ini berlangsung terus,” sambungnya.
Selama melayani penerbangan jemaah haji Indonesia, pihak Garuda Indonesia sendiri tak luput dari kendala yang terjadi di lapangan.
Dalam hal ketepatan waktu alias on time performance (OTP), Garuda Indonesia mengaku sempat terganggu karena adanya beberapa keterlambatan atau delay akibat kerusakan pesawat saat landing di Bandara Madinah.
“Kami ada beberapa delay, sebuah kerusakan di Madinah, dan punya implikasi ke salah satu embarkasi,” kata Irfan Saputra.
Namun, Dirut yang dipilih melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada tahun 2020 itu bersyukur prosesnya tersebut tidak menjadi masalah bagi jemaah.
“Ini atas perhatian Kemenag dan tidak menimbulkan gejolak. dan ini terbantu oleh pengertian jemaah,” tutupnya.***