Soroti Proses Pencarian Eril Anak Ridwan Kamil, Kepala Basarnas Ungkap Kelemahan Sistem Manual Tim SAR Swiss

- 7 Juni 2022, 11:41 WIB
Kepala Basarnas soroti proses pencarian Eril anak Ridwan Kamil di sungai Aare dan ungkap kelemahan sistem manual tim SAR Swiss.
Kepala Basarnas soroti proses pencarian Eril anak Ridwan Kamil di sungai Aare dan ungkap kelemahan sistem manual tim SAR Swiss. /Tangkapan layar YouTube/Intens/

 

JURNAL SOREANG – Kepala Badan Search dan Rescue Nasional atau Basarnas Marsekal Madya TNI Henry Alfiandi mengungkapkan beberapa faktor yang dinilainya menjadi penyebab Eril masih belum ditemukan di sungai Aare.

Menurutnya, lelehan atau cairan gletser yang mengalir di sungai Aare pada saat musim panas jadi salah satu kendala Tim SAR Swiss dalam melakukan pencarian Emmeril Kahn Mumtadz atau Eril, putra Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.

Henry pun menyoroti sistem pencarian Eril di sungai Aare yang dilakukan oleh Tim SAR di Swiss.

Baca Juga: Viral! Bunda Mustaini Yakini Eril Masih Hidup dan Ada di Desa L, Warganet Sebut Lauterbrunnen

Diketahui bahwa pencarian Eril di sungai Aare masih terus dilakukan hingga saat ini.

Ia mengatakan bahwa sistem pencarian di Swiss berbeda dengan sistem pencarian yang dilakukan oleh Basarnas di Indonesia.

Di Swiss, lanjutnya sistem pencarian secara visual dengan menggunakan teroping air, sedangkan di Indonesia menggunakan teknologi radar.

"Sistem pencarian di sana kalau saya liat dia by visual, ia menggunakan teropong air. Sedangkan di Indonesia kita sudah pakai teknologi radar," katanya, dikutip JurnalSoreang.Pikiran-Rakyat.com dari Antara pada Selasa, 7 Juni 2022.

Baca Juga: 14 Nama Desa di Swiss Berawalan dari Huruf L, Segini Jaraknya dari Sungai Aare Lokasi Hilangnya Eril

Lebih lanjut Henry mengungkapkan bahwa Basarnas menggunakan underwater searching device, alat aqua eye, dan detector seperti radar untuk melakukan pencarian atau penyelamatan korban tenggelam di perairan.

"Kita ini menggunakan peralatan yang namanya underwater searching device, itulah inovasi kita. Yang kedua, menggunakan alat aqua eye, menggunakan detektor seperti radar," katanya.

Henry mengakui bahwa alat-alat yang digunakan Basarnas bisa mendeteksi target, baik itu manusia maupun hewan.

Ia menilai bahwa metode manual di Swiss dengan menggunakan teropong kaca memiliki kelemahan ketika air sedang keruh.

Baca Juga: Adik Eril Miliki Bakat Bernyanyi? Ternyata Zara Sempat Ikut Audisi The Voice Kids Indonesia

Sehingga, kondisi tertentu membuat teropong tidak dapat berfungsi dengan baik.

"Swiss metodenya selama ini begitu, orang tenggelam dicari dengan cara seperti itu.

Kondisi sekarang karena gletsernya mencair, cairan gletsernya malah keruh, Swiss enggak bisa menemukan itu, harusnya pakai device-device yang lebih canggih lagi," katanya.

Sebelumnya beredar isu yang menyebutkan bahwa Basarnas akan menerjunkan pasiukannya ke Swiss untuk membantu dalam proses pencarian Eril di sungai Aare.

Baca Juga: Daftar 14 Tim Wilayah Timur Liga 2 2022-2023, Diisi 4 Klub Beda Pulau, dari Persipura, Persela hingga Persiba

Hal itu pun ditanggapi oleh pihak KBRI di Swiss, jika memungkinkan dan memenuhi prosedur pemerintah di negara tersebut, maka KBRI mengaku siap untuk menjembatani Basarnas.

Namun, hingga saat ini terkait rencana Basarnas yang disebut-sebut berencana akan membantu dalam pencarian Eril di sungai Aare belum ada penjelasan lebih lanjut.

Sementara itu, Tim SAR Swiss masih terus berupaya melakukan pencarian Eril di sungai Aare.***

Editor: Rinrin Rindawati

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x